Kerbau Kurban Ngamuk, Satu Bocah Gegar Otak

Senin, 06 Oktober 2014 – 07:45 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Perayaan kurban Idul Adha 1435 di Jalan Peta Selatan, Gang Assalam RT 10/01, Kelurahan Kalideres, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat diwarnai petaka.

Pasalnya, seekor kerbau mengamuk di tengah kerumunan warga tengah melakukan pemotongan hewan kurban, kemarin (5/10).
     
Berlari sejauh hampir satu kilometer, amukan kerbau berbobot sekira 5 kuintal itu terhenti setelah dihujani timah panas oleh petugas kepolisian di depan Rumah Sakit (RS) Hermina, Daan Mogot, Jakarta Barat.

BACA JUGA: Selasa, Pintu M1 Bandara Soetta Ditutup

Dalam insiden tersebut, tiga bocah sekolah dasar (SD) terluka akibat diseruduk kerbau yang diduga stres.

Mereka masing-masing bernama Sam Abdul Malik (7) mengalami luka bocor di kepala belakang. Sementara Nusa (12) harus menerima dua jahitan akibat luka sobek di bibir.

BACA JUGA: Pastikan Tak Ada Fraksi di DPRD DKI Tolak Jokowi Mundur

Pelipis kiri dan mata sebelah kanan Nusa juga lebam. Terparah dialami Syaifullah, bocah kelas 4 SD ini mengalami gegar otak akibat diterjang kerbau yang marah tersebut.

Putra kelima dari pasangan Santoso (45) dan Siti Aisyah (48) ini masih terkapar lemas dalam perawatan di RS Hermina, Daan Mogot, Jakarta Barat.

BACA JUGA: Rogoh Rp 700 juta untuk Sound System Ruang Paripurna DPRD Bogor

”Kerbau itu lepas, padahal sudah diikat pakai tali tambang,” tutur Asep Supir (52) salah satu panitia pemotongan hewan yang juga warga setempat saat ditemui di Lapangan Gang Assalam, tempat pemotongan hewan kurban.
     
Peristiwa yang sempat menggemparkan dan membuat kalang kabut warga sekampung itu terjadi sekitar pukul 10.00. Takut diserang, tak sedikit warga memburu kerbau tersebut sambil membawa kayu balok dan tambang.

Dugaan kuat, kata Asep, kerbau itu mengamuk karena stres melihat dua kerbau lainnya sudah disembelih.
     
”Dua kerbau sudah kita sembelih, baru mau ditarik itu kerbau tiba-tiba ngamuk. Kebaru itu sempet seradak-seruduk di lokasi pemotongan, setelah itu terus berlari yang membuat semua orang pada menghindar,” ujarnya.

Meski coba dikepung warga, amukan kerbau bertanduk itu tidak dapat dibendung.

Sam Abdul Malik dan Nusa yang berada di lokasi panik. Berusaha menghindar, bocah kelas 1 dan kelas 6 SD itu malah jatuh tersungkur di tengah kerumunan. Bak kesetanan, kerbau liar itu terus berlari menyerang warga, melintasi gang-gang kecil di lokasi kejadian.
     
”Karena panik, dua anak ini jatuh sampai nyusruk. Lukanya itu memar karena jatuh kebentur kayu dan batu kerikil,” terang Asep juga.

Tak sanggup meredam amukan kerbau, warga kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Kalideres. Di depan RS Hermina, polisi terpaksa meletuskan tembakan.
     
”Kebau ngamuk berhentinya saat ditembak sama polisi. Pakai dua pistol sama senapan laras panjang,” tutur Yahya (50), warga lainnya yang menyaksikan penembakan tersebut. Kata Yahya juga, kerbau tersebut tidak juga bisa dilumpuhkan, lantaran berulang kali tembakan polisi meleset.

”Ada sekitar 8 kali tembakan. Dua kali kena pistol kecil belum ambruk juga. Terus 2 kali lagi ditembak pakai laras panjang, baru tuh kerbau ambruk di pinggir jalan, terus disembelih di tempat,” ungkapnya lagi.
     
Sementara itu Santoso, ayah dari Syaifullah ini tampak lemas memikirkan nasib putranya yang terkapar di ruang Instalasi Gawat Darurat RS Hermina Daan Mogot.

”Anak saya gegar otak. Kata dokter, ada pendarahan sedikit di bagian dalam kepalanya. Harus segera dioperasi,” tuturnya ketika ditemui INDOPOS (Grup JPNN).
     
Pria asal Leuwi Liang, Bogor Jawa Barat ini mengaku bingung, ke mana harus mencari biaya pengobatan. Sementara, biaya operasi di rumah sakit tersebut diperkirakan Rp 100 juta.

”Makanya, secepatnya anak saya harus dipindahkan ke rumah sakit pemerintah, mungkin bisa ngeringanin biayanya,” ujar Santoso, yang bekerja sebagai kuli bangunan itu.
     
Warga Gang Madrasah RT 05/01, Kalideres, Jakarta Barat itu juga mengatakan, luka di kepala belakang anaknya itu  karena terbentur setelah diseruduk kerbau dari belakang.

Dia menuturkan, pagi itu anaknya sedang asyik bermain petak umpat dan lari-larian bersama 3 temannya, di gang kecil dekat rumahnya.
 
Tanpa sadar kerbau yang mengamuk datang dari arah belakang. ”Diseruduk dari belakang, badannya sampai keangkat sama kepala kerbaunya. Terlempar terus terpelanting ke aspal jalan. Terbanting dan benturan keras di kepalanya itu yang bikin lukanya parah,” beber Santoso dengan nada pelan.
     
Sejauh ini, Santoso memastikan tidak menuding kecelakaan tersebut merupakan tanggung jawab warga. Dia hanya berharap anaknya lekas sembuh.

”Gak, gak ada yang bisa disalahin. Ini kan musibah. Tapi saya bingung aja ini harus nyari biaya operasi dari mana,” cetusnya juga. Santoso juga mengatakan anaknya selalu ngeluh  pengap dan kepalanya sakit. (asp)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Persoalan Sampah Menjadi Jadi Momok Pemkot Tangsel


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler