jpnn.com, BANDUNG - Tahun ini Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) akan memasang 600 titik WiFi gratis, khususnya di daerah-daerah yang blank spot.
"Terus setelah pemasangan WiFi gratis di desa, program turunan yang berkaitan dengan pelayanan publik dan arus informasi dapat berjalan dan direalisasikan secepatnya,” kata Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPM-Desa) Provinsi Jabar Dedi Supandi, Rabu (28/8).
BACA JUGA: Respons Presiden Jokowi Soal Masukan Ridwan Kamil Terkait Ibu Kota Baru
Dedi mengatakan, pemasangan WiFi menjadi fokus pertama Pemprov Jabar. Sebab, jika koneksi internet desa baik, program lainnya, seperti Sapa Warga dan One Village One Company (OVOC), dapat terealisasi.
Menurut dia, ketimpangan digitalisasi masyarakat pedesaan dengan perkotaan menjadi salah satu problem Jawa Barat dalam menghadapi revolusi industri 4.0.
BACA JUGA: Bertemu Jokowi, Ridwan Kamil Minta Perencanaan Ibu Kota Baru Dikaji Ulang
BACA JUGA: Ada 10 WiFi Gratis tapi tak Ada Listrik, Hahaaa…
Guna menyeselesaikan masalah tersebut, kata dia, Pemprov Jabar menggagas Desa Digital. Ia menjelaskan, Desa Digital merupakan program pemberdayaan masyarakat melalui pemanfaatan teknologi digital dan internet dalam pengembangan potensi desa, pemasaran dan percepatan akses serta pelayanan informasi.
BACA JUGA: Ridwan Kamil: Warga Papua di Jabar Saling Menjaga Kesatuan
Nantinya, seluruh pelayanan publik di desa akan didigitalisasi, koneksi internet akan dibenahi, command center dibangun, dan masyarakat desa dapat memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan sekaligus mengenalkan produk unggulan di wilayahnya.
Sejak diluncurkan oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pada 10 Desember 2018, Pemprov Jabar sudah memasang WiFi di desa-desa blank spot atau desa tidak memiliki koneksi internet sama sekali.
"Di sektor perikanan, sebanyak 1.039 kolam yang menggunakan teknologi smart auto feeder," katanya.
BACA JUGA: Telkom Sediakan WiFi Gratis di 514 Kota
Lewat teknologi itu, memberi pakan ikan bisa menggunakan gawai dan hal tersebut membuat panen bisa naik dari dua menjadi empat kali dalam setahun.
Persentase pendapatan pun melonjak sekira 30 sampai 100 persen dan dengan koneksi internet yang lancar, pemasaran ikan pun dapat dilakukan secara online.
Selain itu, di Ciwidey, Kabupaten Bandung, pemasaran hasil pertanian sudah melalui e-commerce. "Tentu saja menguntungkan petani dan konsumen, karena alur distribusi yang kerap melambungkan harga, dapat dipangkas," katanya. (asj/ant/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jumlah Masyarakat yang Berkurban di Jawa Barat Terus Meningkat
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti