jpnn.com, JAKARTA - Smartwatch atau jam tangan pintar yang dilengkapi jarum suntik mungkin sebelumnya hanya bisa ditemui pada film fiksi. Tetapi, mahasiswa Universitas Rice berhasil membuat jam tangan tersebut menjadi kenyataan.
Dengan jam tangan tersebut, artinya dalam kondisi darurat, jam tangan ini akan menyuntikkan obat dalam dosis tertentu kepada pengguna yang membutuhkannya.
BACA JUGA: Imoo Rilis Jam Tangan Pintar Bisa Video Call, Harga Rp 3,1 Juta
Seperti dilaporkan dari Ubergizmo, Senin (22/4), alat bernama EpiWar ini dikembangkan oleh lima mahasiswa jurusan bioteknologi. Dalam kasus ini mereka mengembangkan EpiWar untuk penderita alergi tertentu.
BACA JUGA: Ketika Robot Disangka Maling, Polisi Sampai Turun Tangan
BACA JUGA: Jangan Sampai Industri Padat Karya Diganti dengan Teknologi
Nantinya, EpiWear akan memasukkan epinephrine, obat alergi yang dapat meningkatkan pernapasan, merangsang jantung, meredakan gatal dan mengurangi pembengkakan pada wajah, bibir maupun tenggorokan.
Ide pembuatan EpiWear berasal dari salah satu mahasiswa yang bernama Justin Tang. Menurut Tang, pihaknya telah menderita alergi terhadap kacang. Untuk itu, Tang harus membawa alat penyuntik epinephrine ke mana pun dia pergi.
BACA JUGA: Kenali Tanda-tanda Kecanduan Main Game
"Saya sangat sadar pada diri saya dan khawatir tentang hidup saya. Tapi saya tidak mau membawa sesuatu yang besar. Untuk itu saya bepikir untuk menciptakan alat yang lebih kecil dan simpel serta mudah dibawa," kata Tang.
BACA JUGA: Microsoft Siapkan Earphone Penantang Apple Airpods
EpiWear diklaim dapat menyutika 0,3 mm epinerphrine sesuai dengan jumlah yang terdapat pada alat secara komersial lainnya. Alat tersebut dapat dilipat menjadi tiga bagian atau dibentuk menyerupai jam tangan. Saat ini prototipe-nya masih sedikit besar.
Tang dan Koleganya berharap dapat membuat EpiWar dengan biaya yang murah dan desain stylish. Menurutnya, hal itu dapat mendorong orang lain untuk menggunakan EpiWar di masa depan. (mg9/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jam Tangan Pintar imoo: Satpam Bagi Anak Selama 165 Jam
Redaktur & Reporter : Dedi Sofian