Keren, Kementan Lepas Puluhan Petani Muda Indonesia Magang ke Jepang

Rabu, 20 April 2022 – 13:49 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL). Foto: M. Fathra Nazrul Islam/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) melepas sebanyak 53 orang dari 19 provinsi pemuda tani untuk magang ke Jepang.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan tahun ini masyarakat dunia secara global mulai bangkit dari pandemi Covid-19 yang ditandai dengan dibukanya pintu kedatangan internasional di banyak negara.

BACA JUGA: Kawal 12 Bahan Pokok di Sulteng, Kementan Turun Langsung ke Lapangan

"Kami melihat potensi perluasan pasar produk pertanian secara lokal dan global," kata Mentan SYL.

Dia menambahkan, pertanian bertanggungjawab menjaga kecukupan pangan bagi 273 juta penduduk Indonesia di masa sekarang dan masa depan.

Dia berharap petani muda itu bisa memberikan kontribusi bagi pangan dunia secara positif.

BACA JUGA: Kementan Pastikan Pasokan dan Harga 12 Bahan Pangan Pokok di Sulbar Aman

Menurut dia, sektor pertanian menunjukkan kinerja baik, bahkan selama pandemi Covid 19.

Nilai ekspor pertanian Indonesia antara Tahun 2019 dan 2020 meningkat dari Rp 390,16 triliun menjadi Rp.451,77 triliun (naik 15,79%), dan selanjutnya mencapai 625,04 triliun pada 2021 (naik 38,68%).

BACA JUGA: Jelang Lebaran 2022, Kementan Pastikan Pasokan 12 Bahan pokok Aman Terkendali

"Harga dan pasokan pangan dunia dibutuhkan kemauan yang kuat dengan tidak hanya mengandalkan anggaran. Dalam hal ini perlu diterapkan mindsetting agenda dan agenda intellectual," papar Mentan SYL.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi menambahkan pertanian yang maju, mandiri, dan modern memerlukan adanya SDM yang kompeten.

"Peluang pelatihan atau magang di negara-negara maju dalam bidang pertanian seperti Jepang, Taiwan, Australia, dan Korea harus dimanfaatkan dengan maksimal," ujar Dedi.

Dikatakan Dedi, pembelajaran secara langsung di bawah supervisi petani maju Jepang diharapkan bisa menjadi alat transfer teknologi, pengetahuan, etos kerja, dan kreativitas dalam mengembangkan usaha pertanian.

"Rakyat Jepang yang berjumlah besar bisa menjadi pintu kerja sama ekonomi pertanian berupa pemasaran produk yang bernilai tinggi dan menguntungkan," kata Dedi.

Menurutnya, tidak berhenti dan berfokus pada pemberangkatan saja, tetapi dipikirkan pula setelah kembali berupa pembinaan dan percepatan perkembangan usaha agribisnis alumni-alumni pelatihan luar negeri.

"Mereka harus menjadi pionir, role model petani, dan agripreneur yang sukses," tegas Dedi.

Dedi berharap melalui program magang Jepang memberikan kesempatan kepada peserta untuk mendapatkan keterampilan secara langsung serta menumbuhkan nuansa kerja yang kondusif.

Hal itu juga untuk mendorong terciptanya inovasi, agar saat kembali bisa menjadi wirausahawan ataupun petani muda yang andal dengan menerapkan teknologi tinggi.

Dia menjelaskan sejak 1984, Kementerian Pertanian melaksanakan peningkatan kapasitas pemuda tani di bidang pertanian melalui program pelatihan dan Magang ke Jepang.

Hingga saat ini telah ada 1.384 peserta yang dikirimkan.

Program itu merupakan kerja sama antara Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian dengan Accepting Organization (AO) yang terdiri dari Japan Agricultural Exchange Council (JAEC), Niigata Agricultural Exchange Council (NAEC) International Agricultural Exchange Association (IAEA) Gunma, dan Ibaraki Chuo Engei (ICE). (mrk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kementan Kembali Gelar Pelatihan Sejuta Petani Penyuluh, Ini Tujuannya


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler