jpnn.com, JAKARTA - Keren nih klub sepak bola milik pesohor Atta Halilintar, AHHA PS Pati.
Tiga tokoh penting di Indonesia diangkat sebagai dewan pembina, dewan kehormatan dan penasihat.
BACA JUGA: Waduh! Terjadi Peningkatan Kasus COVID-19 di Daerah ini
Masing-masing Ketua MPR RI Bambang Soesatyo sebagai dewan pembina, Komjen Pol (Purn) Nanan Soekarna dewan kehormatan dan Ustaz Gus Miftah sebagai dewan penasihat.
Dalam sambutannya Bamsoet berharap pelaksanaan Liga 1 dan 2 di masa pandemi dengan protokol kesehatan ketat, akan meningkatkan prestasi sepak bola Indonesia.
BACA JUGA: DKI Bersiap Hadapi Banjir, Pompa Air di 180 Titik Siaga Penuh
Selain itu, juga menggairahkan perekonomian daerah dan nasional.
Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebagai sponsor utama Liga 1 memperkirakan, kerugian ekonomi dari berhentinya sepak bola di dalam negeri mencapai Rp 2,7 triliun hingga Rp 3 triliun per tahun.
BACA JUGA: Demokrat Kubu AHY Optimistis MA Keluarkan Keputusan Seadil-adilnya
Selain itu terdapat 24.000 orang yang terlibat secara langsung dalam industri sepak bola nasional.
"Menjadikan olahraga sebagai industri merupakan sebuah keniscayaan."
"Karenanya, kehadiran anak-anak muda terlibat dalam industri olahraga seperti yang dilakukan Atta Halilintar bersama Putra Siregar yang mengakuisisi klub sepak bola Liga 2 PSG Pati, yang kemudian berganti nama menjadi AHHA PS Pati FC, patut didukung."
"Selain menjadi inspirasi bagi para pengusaha muda maupun korporat untuk turut berinvestasi dalam industri olahraga, kehadiran mereka juga menjadi penanda masa depan olahraga nasional masih penuh dengan berbagai harapan," ujar Bamsoet usai menghadiri launching jersey AHHA PS Pati, di Jakarta, Kamis malam (23/9).
Ketua DPR RI ke-20 ini mengatakan tidak ada salahnya Indonesia mencontoh negara Swiss.
Dengan menjadikan olahraga sebagai industri, bisa memberikan pemasukan bagi pendapatan negara hingga USD 22,8 miliar per tahun.
Selain itu, juga menyerap 2,4 persen dari seluruh pasar tenaga kerja dan menciptakan sekitar 11.000 lapangan kerja baru dalam kurun waktu 12 tahun.
"Menjadikan olahraga sebagai industri juga akan memberikan sumbangan besar terhadap pemasukan negara melalui pajak."
"Hasil riset Ernst & Young (EY) memperlihatkan dalam kurun waktu 2013-2014 saja, sumbangan pajak dari Liga Primer mencapai 2,4 miliar poundsterling atau lebih dari Rp 51 triliun."
"EY juga melaporkan bahwa liga utama Inggris mampu menyerap 103.354 tenaga kerja penuh waktu. Serta menyumbang produk domestik bruto (PDB) sebesar 3,4 miliar poundsterling atau Rp 72,5 triliun," kata Bamsoet.
Kepala Badan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini menambahkan, firma konsultan keuangan Deloitte melaporkan total pendapatan 20 besar klub Eropa pada akhir musim 2016/2017 mencapai 7,9 miliar euro atau sekitar Rp 128,77 triliun.
Angka tersebut melebihi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sumber daya alam Indonesia yang 2018 ditargetkan Rp 103,7 triliun.
"Pertumbuhan industri olahraga akan makin pesat didukung perkembangan internet dan digitalisasi."
"AHHA PS Pati, misalnya, bisa memaksimalkan penjualan merchandise melalui marketplace."
"Tidak hanya itu, membangun komunikasi dan merekatkan ikatan persaudaraan antarsuporter juga bisa dilakukan melalui digitalisasi."
"Baik berupa media massa maupun berbagai bentuk kreatifitas lain," pungkas Bambang Soesatyo.(**/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ken Girsang