Kereta Api Dialihkan, Pesawat Tertunda, Semarang Siaga

Kamis, 14 Maret 2024 – 08:23 WIB
Kereta api di Stasiun Semarang Poncol. Foto: Wisnu Indra Kusuma/JPNN.

jpnn.com - BANJIR yang mengepung Kota Semarang, Jawa Tengah mengganggu operasional Kereta Api Indonesia.

Sejumlah titik rel terendam banjir. Hal itu mengakibatkan kereta api dialihkan, memutar ke jalur selatan Jawa.

BACA JUGA: Semarang Banjir, Lalu Lintas Lumpuh, Perjalanan 4 KA Dialihkan

Tiga titik rel yang tercatat terendam banjir, yakni:

  • Petak Jalan Semarang Tawang Bank Jateng - Alastua
  • Petak Jalan Semarang Tawang Bank Jateng - Semarang Poncol
  • Petak Jalan Mangkang - Kaliwungu.

Manager Humas PT KAI Daerah Operasi (Daop) 4 Semarang Franoto Wibowo mengatakan, kondisi tersebut diketahui sejak Kamis (14/3) dini hari.

BACA JUGA: Cuaca Buruk, 2 Penerbangan Menuju Solo Dialihkan ke Semarang

Aktivitas operasional kereta api terhenti karena kedalaman air mencapai 10 sentimeter, berada di atas kop rel.

"Tidak memungkinkan untuk dilewati perjalanan kereta api yang berdampak pada perubahan pola operasi beberapa KA di lintas utara Jawa," kata Franoto.

BACA JUGA: Pemkot Semarang Terus Gencarkan Pasar Murah Jelang Ramadan

Sejumlah perjalanan kereta api mulai pukul 00.30 WIB pada lintas utara Jawa diputar perjalanannya melalui jalur selatan Jawa, yaitu:

  • Kereta Api 4 Argo Bromo Anggrek, yang semula berelasi dari Jakarta-Semarang-Surabaya diputar perjalanannya menjadi Jakarta-Tegal-Prupuk-Purwokerto-Surabaya.
  • Kereta Api 77F Pandalungan, yang semula berelasi Jember-Surabaya-Semarang-Jakarta diputar perjalanannya menjadi Jember-Surabaya-Brumbung-Gundih-Solo-Jakarta.
  • Kereta Api 57 Brawijaya, yang semula berelasi Malang-Solo-Semarang-Jakarta diputar perjalanannya menjadi Malang-Solo-Prupuk-Purwokerto-Jakarta
  • Kereta Api 3 Argo Bromo Anggrek, yang semula berelasi dari Surabaya-Semarang-Jakarta diputar perjalanannya menjadi Surabaya-Brumbung-Gundih-Solo-Jakarta.

KAI memberikan kompensasi kepada para pelanggan yang terimbas perjalanan kereta api.

"KAI akan memberikan pengembalian bea tiket hingga 100 persen tidak termasuk biaya pesan," ujar Franoto.

Pembatalan juga dapat dilakukan hingga tujuh hari setelah jadwal keberangkatan yang tertera pada tiket.

Untuk syarat dan detail ketentuan selengkapnya, pelanggan dapat mengontak Customer Service di stasiun, Call Center KAI melalui telepon di 121, WhatsApp KAI121 di 08111- 2111-121, surat elektronik cs@kai.id, atau media sosial KAI121.

"Kami memohon maaf atas ketidaknyamanan yang dirasakan oleh pelanggan dan kami sedang berupaya agar seluruh perjalanan KA dapat kembali normal," tutur Franoto. 

Sementara itu, di udara, empat pesawat penumpang di Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang menunda penerbangan karena cuaca ekstrem Semarang.

Relation Manager PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang Ahmad Zulfian Noor mengatakan keempat maskapai tersebut yaitu, satu pesawat milik Garuda Indonesia dan tiga pesawat Lion Air.

"Iya benar, Rabu 13 Maret 2024 ada penerbangan yang mengalami keterlambatan karena cuaca. Satu dari Garuda Indonesia, dan tiga dari Lion Air," ujar Zulfian, Kamis (14/3).

Empat maskapai yang sempat menunda penerbangan, yakni:

  • Lion Air JT 908 SRG - UPG tujuan Semarang - Makassar
  • Lion Air JT 625 BPN - SRG tujuan Balikpapan - Semarang
  • Lion Air JT 909 UPG - SRG rute Makassar - Semarang
  • Garuda Indonesia GA 246 CGK SRG tujuan Cengkareng - Semarang.

Zulfian menyatakan operasional Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani hingga kini masih relatif aman untuk penerbangan. Bandar udara terapung itu masih bisa dilalui pesawat dari segala jurusan dengan rute ke Semarang.

"Bandara masih aman. Kondisi runway aman," ujarnya.

Berdasarkan data Stasiun Klimatologi Klas I Jateng, curah hujan di Kota Semarang tergolong lebat hingga sangat lebat.

Kecepatan angin di Kota Semarang masih terpantau sporadis berkisar antara 25 hingga 27 kilometer per jam.

Dari analisis yang dilakukan Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang, siklus cuaca ekstrem dengan hujan lebat disertai petir dan angin kencang akan terjadi mulai dini hari hingga malam hari. Kondisi itu mereda saat memasuki siang hari dan kembali terjadi sore hari.

Cuaca ekstrem yang menyebabkan pohon-pohon tumbang dan genangan air di Kota Semarang pun membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat menetapkan situasi siaga.

Kepala BPBD Kota Semarang, Endro Pudyo Martanto mengatakan situasi siaga cuaca ekstrem telah ditetapkan dalam dua hari terakhir, tepatnya sejak Selasa (12/3).

"Sampai sore hari (Rabu), 32 pohon tumbang akibat angin kencang faktor cuaca ekstrem," kata Endro.

Sejumlah rumah dan mobil rusak akibat tertimpa pohon. "Tidak ada korban jiwa," katanya.

Sejumlah titik di Kota Semarang yang tergenang lantaran dampak hujan, di antaranya:

  • Jalan Parang Sarpo
  • Jalan Parang Baris
  • Tlogosari Kulon
  • Muktiharjo Kidul, Kecamatan Pedurungan
  • Jalan Gebang Anom, Gebangsari, dan Muktiharjo Lor, Kecamatan Genuk
  • Jalan Raya Kaligawe, di depan Rumah Sakit Islam (RSI) Sultan Agung.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut, cuaca ekstrem masih akan terjadi hingga tiga hari ke depan. Cuaca buruk tersebut menyebabkan terjadinya bencana hidrometeorologi.

"Masih ada peluang tiga hari ke depan cuacanya masih mirip-mirip dengan hari ini," kata Kepala Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang, Yoga Sambodo.

Yoga mengatakan, cuaca ekstrem disebabkan karena faktor:

  • Dinamika atmosfer yang memicu aktifnya Madden Julian Oscillation (MJO) di wilayah Indonesia, termasuk aktivitas Monsun Asia berpengaruh terhadap peningkatan massa udara basah di wilayah Indonesia bagian barat dan selatan ekuator, serta wilayah Jateng.
  • Aktifnya gelombang atmosfer Rossby Ekuator di sebagian besar wilayah Indonesia termasuk di Jateng.
  • Munculnya bibit siklon tropis 91S terpantau di Samudra Hindia sebelah barat daya Banten bergerak ke arah tenggara atau selatan Pulau Jawa dan bibit siklon 93P di Teluk Carpentaria memicu pola pertemuan angin di sepanjang Pantura Jateng.
  • Daerah konvergensi atau pertemuan angin dan belokan angin terpantau di wilayah Jateng.
  • Labilitas lokal kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal diamati di Jateng.

"Saat ini sedang bergeser dari musim hujan ke arah kemarau, sebenarnya pancaroba, tetapi dengan adanya dinamika atmosfer yang sangat kompleks di Indonesia, dalam tiga hari ini cuacanya masih akan ekstrem," ujarnya.

"Masyarakat harus waspada, tetap memperhatikan info kami, hati-hati ada hujan, ada angin, jangan berteduh di bawah pohon yang kelihatan tua atau ringkih karena potensi roboh," imbuh Yoga. (mcr5/jpnn)


Redaktur : Mufthia Ridwan
Reporter : Wisnu Indra Kusuma

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler