Kerja Keras Kementan Bikin Petani Semakin Sejahtera

Minggu, 02 Desember 2018 – 10:41 WIB
Petani di sawah. Foto: Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi IV DPR dari Fraksi PDIP Agustina Wilujeng Pramestuti menilai kehidupan para petani saat ini semakin sejahtera.

Dia berkaca pada fakta di lapangan dan nilai tukar petani (NTP) yang menanjak sebagaimana data dari Badan Pusat Statistik (BPS).

BACA JUGA: Peternak Mandiri Nikmati Jagung Bantuan Kementan

Menurut Agustina, data BPS tersebut menandakan penerimaan petani lebih besar dibandingkan pengeluaran sehingga dapat disimpulkan kehidupan petani membaik.

Hal itu juga tidak lepas dari kinerja Kementerian Pertanian yang dikomandoi Andi Amran Sulaiman.

BACA JUGA: Kubu Jokowi Upayakan Data Pangan Satu Pintu di BPS

Salah satu program kesejahteraan kepada petani pada era pemerintahan Joko Widodo yang diimplementasikan Kementerian Pertanian adalah kepada subsektor gula.

Agustina mencontohkan target produksi gula sebanyak 2,5 juta ton pada 2019 melalui upaya penambahan luas tanam tebu dan mendorong investasi.

BACA JUGA: Perbankan Kepincut Program SERASI Kementan

Menurut Agustina, usaha itu amat berpengaruh terhadap kesejahteraan petani tebu sebagai sumber komoditas gula.

Strategi lainnya yang akan ikut mendongkrak kesejahteraan petani tebu adalah sistem beli putus tebu. Agustina menilai cara beli putus adalah sistem bagi hasil sehingga nantinya membuat penghasilan petani tebu lebih jelas.

"Presiden Joko Widodo memang konsisten mewujudkan kedaulatan pangan, salah satunya masalah gula," ujar Agustina, Sabtu (1/12).

Perihal distribusi, Kementerian Pertanian juga dianggap berhasil mendekatkan harga gula antara dari petani dan di pasar.

Tentang masih terjadinya impor gula saat ini yang dilakukan, Agutina menilai perlu ditelaah akibat peliknya masalah pergulaan sejak zaman dulu.

Menurut dia, hal itu bukan baru terjadi pada era Joko Widodo.

"Zaman pemerintahan masa lalu, industri tebu nasional dibiarkan tanpa melakukan upgrading teknologi yang masih menggunakan mesin masa penjajahan. Akibatnya rendemen gula rendah, petani harga beli tebunya ditentukan oleh rendemen dan amat tidak diuntungkan," kata Agustina.

Agustina menampik tudingan yang menyebut bahwa pemerintah saat ini tidak memperhatikan nasib petani tebu.

Menurut Agustina, saat ini telah ada visi dan misi peningkatan produksi komoditas pertanian yakni Upsus lima jenis pangan.

Salah satunya adalah gula sebagai penjabaran swasembada pada Nawacita era Joko Widodo. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... DPR: Kementan Bekerja Maksimal Jaga Inflasi Pangan Rendah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler