Kerja Sama Indonesia-China Mencapai 10 M Dolar AS, Ketum Kadin Anindya Bakrie: Ini Pertanda Baik

Senin, 11 November 2024 – 08:57 WIB
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Bakrie menghadiri Indonesia-China Business Forum (Forum Bisnis Indonesia-China/ FBIC) yang diselenggarakan Kadin Indonesia Komite Tiongkok (KIKT) di Wang Fu Ballroom, Hotel The Peninsula, Beijing, China, Minggu (10/11) menjelang siang waktu setempat. Foto: Kadin Indonesia

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Bakrie menghadiri Indonesia-China Business Forum (Forum Bisnis Indonesia-China/ FBIC) yang diselenggarakan Kadin Indonesia Komite Tiongkok (KIKT) di Wang Fu Ballroom, Hotel The Peninsula, Beijing, China, Minggu (10/11) menjelang siang waktu setempat.

Anindya menjelaskan Presiden Prabowo Subianto hadir dalam forum tersebut untuk memberikan sambutan dan ikut menyaksikan penandatanganan kerja sama antara sejumlah perusahaan Indonesia dan korporasi China dengan nilai investasi mencapai 10 miliar dolar AS atau setara Rp 156 triliun.

BACA JUGA: Jalin Kemitraan dengan Tiongkok, Kadin Siapkan 7 Langkah Strategis untuk Capai Target Pertumbuhan Ekonomi

Investasi ini akan mempererat kolaborasi bisnis, membuka peluang kerja, dan mengembangkan proyek-proyek infrastruktur penting di Indonesia.

“Ini menandakan bahwa kerja sama antara Indonesia dan China sangat baik dan ini menandakan state visit (kunjungan kenegaraan) pertama Pak Prabowo adalah ke China. Jadi, kami dari dunia usaha tidak mau tertinggal dengan apa yang beliau lakukan sangat bagus,” ucap Anindya Bakrie.

BACA JUGA: Ketum Kadin Anindya Bakrie Menggali Potensi Kerja Sama dengan Sejumlah Perusahaan di China

“China yang menjadi negara pertama yang dikunjungin Pak Prabowo, kami sambut dengan baik, beberapa hari sebelumnya kami juga menyiapkan B to B (transaksi bisnis antar-perusahaan Indonesia – China) yang bisa dilakukan. Ini contoh bahwa antara pemerintah dan dunia usaha selalu berdampingan. Sekali lagi, ini pertanda baik,” ujar Anindya Bakrie.

Sebelumnya, Presiden Prabowo mengatakan Kadin Indonesia akan mengadakan acara yang akan ada kontrak bisnis di bidang sains antara perusahaan-perusahaan China dan perusahaan-perusahaan Indonesia yang jumlahnya lebih dari 10 miliar dolar AS.

BACA JUGA: Dampingi Prabowo ke Tiongkok, Ketum Kadin Sampaikan Hal Ini

Hal itu disampaikan Presiden Prabowo saat melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri China Li Qiang di Balai Besar Rakyat, Beijing, Sabtu (9/11/2024), sebagai bagian dari agenda kunjungan kenegaraannya ke China selain bertemu dengan Presiden Xi Jinping dan Ketua Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional China (NPC) Zhao Leji.

Saat itu, Presiden Prabowo menyampaikan prioritas utama untuk Indonesia Tangguh.

“Saya telah mencanangkan bahwa Indonesia harus segera swasembada pangan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Kita tidak boleh bergantung dari sumber makanan dari luar. Kita juga punya energi bawah tanah, geotermal yang cukup. Kita punya batu bara yang sangat banyak. Kita punya energi dari air yang sangat besar. Pemerintah yang saya pimpin nanti akan fokus untuk mencapai swasembada energi," ucapnya.

Selain itu, lanjut Prabowo, menjamin dan melindungi mereka yang paling lemah, untuk mencapai kesejahteraan sejati, kemakmuran yang sebenarnya.

"Kita harus melakukan hilirisasi kepada semua komoditas yang kita miliki. Nilai tambah dari semua komoditas itu harus menambah kekuatan ekonomi kita sehingga rakyat kita bisa mencapai tingkat hidup yang sejahtera. Seluruh komoditas kita harus bisa dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia,” ucapnya.

Kadin Indonesia melalui KIKT berkomitmen untuk memastikan investor China dapat mempertahankan bisnis yang stabil dan sukses, menemukan mitra terbaik di Indonesia, dan meningkatkan ekspor Indonesia ke China.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler