Kerugian Garuda Indonesia Turun Jadi Rp 868 Miliar

Jumat, 04 Mei 2018 – 09:22 WIB
Maskapai Garuda Indonesia. Foto dok humas Garuda

jpnn.com, JAKARTA - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk menderita kerugian sebesar USD 64,3 juta atau Rp 868 miliar (USD= Rp 13.500) pada triwulan pertama 2018.

Itu berarti kerugian yang dialami Garuda turun 36,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

BACA JUGA: Garuda Indonesia Pangkas Kerugian 36,5 Persen

Saat itu, perusahaan pelat merah tersebut menelan kerugian USD 101,2 juta atau Rp 1,366 triliun.

Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Pahala N. Mansury menGatakan, perseroan telah melakukan sejumlah efisiensi dan pertumbuhan sejumlah lini bisnis.

BACA JUGA: Pilot & Karyawan Ancam Mogok, Penerbangan Garuda Terganggu?

”Kerugian yang terus berkurang ini masih on track dengan target Garuda yang ingin meraih laba pada tahun ini,” kata Pahala dalam paparan kinerja Garuda, Kamis (3/5).

Perusahaan dengan kode dagang GIAA itu menargetkan dapat meraih laba USD 8,7 juta pada 2018.

BACA JUGA: Pilot - Karyawan Ancam Mogok, Ini Respons Garuda Indonesia

Pendapatan perseroan pun mengalami peningkatan 7,9 persen (yoy) dari USD 910,7 juta menjadi USD 983 juta pada triwulan pertama 2018.

Pertumbuhan positif ditunjang capaian peningkatan anak usaha seperti Citilink dan Garuda Maintenance Facility (GMF) sebesar 28,4 persen.

Sementara itu, pendapatan kargo tumbuh 9,1 persen menjadi USD 61,3 juta (yoy).

Pada triwulan pertama 2018, ancillary revenue (pendapatan kelebihan bagasi, iklan di dalam pesawat, dll) mengalami kenaikan 38,2 persen (yoy) menjadi USD 24,8 juta.

Citilink juga mencatatkan pertumbuhan jumlah penumpang 20,8 persen menjadi 3,2 juta penumpang.

Pada triwulan pertama 2017, penumpang Citilink hanya mencapai 2,6 juta penumpang.

Utilisasi pesawat Garuda juga meningkat 22 menit menjadi 9 jam 41 menit.

Meski demikian, biaya operasional Garuda mengalami kenaikan 2,5 persen dari USD 1,023 miliar menjadi USD 1,049 miliar.

Peningkatan biaya operasional itu didongkrak kenaikan biaya perawatan dan bahan bakar.

Namun, beban cukup besar dengan porsi 30,1 persen harus ditanggung dari kenaikan harga bahan bakar akibat kenaikan harga minyak dunia. (vir/c10/sof)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Keluhkan 3 Masalah, Pilot Garuda Ancam Mogok


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler