jpnn.com - TASIKMALAYA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya memperkirakan kerugian akibat bencana alam selama tahun 2016 dari Januari-September diperkirakan mencapai Rp 10 miliar. Perhitungannya dari bencana seperti pergerakan tanah, longsor, banjir dan kebakaran yang mencapai 190 kejadian.
“Kurang lebih kerugian masyarakat ada Rp 10 miliar lebih,” ujar Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Tasikmalaya H Kundang Sodikin, Kamis (22/9).
BACA JUGA: 23 Masih Hilang Akibat Banjir Garut
Menurutnya, longsor di Desa Kawitan Kecamatan Salopa adalah salah satu bencana alam yang menimbulkan kerugian cukup besar. Termasuk pergerakan tanah di Desa Sukapada Kecamatan Pagerageung.
“Sebanyak 62 persennya (dari total kerugian) adalah bencana longsor dan pergerakan tanah. Ya sekitar Rp 6 miliar,” ujarnya.
BACA JUGA: Si Jago Merah Mengamuk, Ratusan Ton BBM Ludes Terbakar
Kundang berharap anggaran yang dipunyai oleh pemerintah pusat untuk tanggap bencana di Indonesia yang mencapai Rp 250 miliar bisa disalurkan ke pemerintah daerah. Walaupun demikian selain bantuan dari pusat ada pula bantuan CSR seperti dari bank.
Kundang pun menjelaskan terkait biaya operasional untuk membawa jembatan Bailey dari Balai Besar Jalan wilayah II DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat di Cikampek yang akan dipasang di Salopa biaya operasionalnya bisa dari BPBD.
BACA JUGA: Mas Dhani Tolong Sahkan Mulan Jameela Dulu Sebelum Nyalon yaââ¬Â¦
Namun, jelas dia, sampai saat ini belum ada rapat dalam membicarakan besaran biaya operasionalnya dengan Bina Marga.
“Kalau uangnya ada bisa kita bantu berapa itu usulannya dari Bina Marga. Untuk mengajukan biaya operasional membawa jembatan tersebut,” ungkapnya. Karena, tambah dia, baik longsor dan jalan amblas itu kedua dinas terkait BPBD termasuk Bina Marga yang berperan aktifnya.
Ketua Koordinator Tagana Kabupaten Tasikmalaya Ade Supriadi mengatakan bencana alam yang terjadi di Kabupaten Tasikmalaya selama tahun 2016 hampir di dominasi oleh longsor, pergeseran tanah dan banjir. Termasuk ada kejadian kebakaran.
Bencana yang terjadi diantaranya, kata dia, longsor di Kampung Sukasari Desa Kawitan Kecamatan Salopa yang mengakibatkan dua rumah ambruk dan jalan amblas. Kemudian pergerakan tanah di Kampung Citeureup Desa Sukapada Kecamatan Pagerageung dan di Kecamatan Sukaraja.
Kemudian, jelas dia, longosor di Kecamatan Cineam, banjir di Desa Kujang Kecamatan Karangnunggal luapan sungai Cilangla dan jembatan gantung jebol di Desa Nagrog Kecamatan Cipatujah. Lalu kemudian longsor di Desa Kersamaju Kecamatan Cigalontang. Longsor di Desa Kutawaringin Kecamatan Salawu.
Lalu, lanjut dia, pergerakan tanah di Kecamatan Salawu. Jalan amblas di Desa Cintajaya Desa Cibalanarik Kecamatan Tanjungjaya, banjir di Kampung Bojongsoban Desa Tanjungsari Kecamatan Sukaresik, longsor menutup rel kereta api di Desa Cibahayu Kecamatan Kadipaten dan bencana kecil lainnya yang juga terjadi namun tidak sebesar yang disebutkan.
Menurutnya, di bulan September 2016 memang prediksinya cuaca semakin ekstrem dan diperkirakan sampai akhir tahun 2016. Jadi wajar jika Sabtu 17 September lalu terjadi banyak bencana di Kabupaten Tasikmalaya.
Prediksi sampai akhir tahun 2016, jelas dia, nanti kebanyakan bencana adalah tanah longsor dan pergerakan tanah.
“Kebetulan teman-teman di daerah dan kecamatan kami siagakan untuk mengantisipasi bencana alam,” bebernya.
Menurutn Ade, Tagana sendiri dibantu perbekalan bantuannya dari Dinsos kabupaten dan provinsi termasuk Kementerian sosial. “Melakukan dorongan evakuasi, tanggap darurat dan memberikan bantuan,” tandasnya. (dik/dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lewat Cara ini, Pemerintah Tekan Mahalnya Biaya Logistik di Papua
Redaktur : Tim Redaksi