jpnn.com, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat Donald Trump memerintahkan Departemen Kehakiman AS menerapkan unsur penegakan hukum untuk memaksimalkan kehadiran keamanan federal di Washington untuk meredam protes yang berakhir rusuh.
"Hari ini, Presiden Trump menginstruksikan Jaksa Agung Barr untuk memimpin upaya penegakan hukum federal untuk membantu pemulihan ketertiban di Distrik Columbia," kata juru bicara Kerri Kupec dalam sebuah pernyataan.
BACA JUGA: Amerika Serikat Makin Mencekam, 16 Negara Bagian Mengerahkan Tentara Cadangan
Kupec mengatakan, agen yang dikerahkan adalah FBI; Biro Alkohol, Tembakau, Senjata Api dan Bahan Peledak; Administrasi Penegakan Narkoba.
Juga Marshals AS (dinas penegakan hukum dalam Departemen Kehakiman), dan Biro Penjara.
BACA JUGA: Trump Ancam Kerahkan Tentara AS, Massa Malah Mendekati Gedung Putih, Rusuh!
Sebelumnya, sebanyak 40 kota di Amerika Serikat termasuk ibu kota Washington, DC, telah memberlakukan jam malam sebagai tanggapan atas protes keras di seluruh penjuru negeri sepanjang pekan ini, menurut laporan CNN.
Selain itu, pada Minggu pagi, sekitar 5.000 anggota Garda Nasional telah diaktifkan di 15 negara bagian dan Washington, DC, dengan 2.000 lainnya disiapkan untuk diaktifkan jika diperlukan.
BACA JUGA: BW Ungkap Sosok Penting dalam Operasi Penangkapan Nurhadi, Oh Ternyata
Di antara sejumlah kota yang memberlakukan jam malam adalah San Francisco, Denver, Miami, Atlanta, Minneapolis, Detroit, Kansas City, dan Dallas.
Sementara itu Reuters melaporkan bahwa penjarahan terjadi pada Minggu di California Selatan.
Selain itu, sebuah truk tanker melaju ke arah demonstran di Minneapolis dan bentrokan terjadi antara demonstran dengan polisi di Boston dan Washington, D.C saat Amerika Serikat berjuang untuk mengendalikan protes kacau tentang ras dan prilaku polisi.
Pasukan Garda Nasional dikerahkan di 15 negara bagian dan Washington, D.C. saat kota-kota besar mencoba bertahan setelah lima malam aksi kekerasan dan perusakan yang dimulai dengan protes damai atas kematian seorang pria kulit hitam, George Floyd, saat dalam tahanan polisi.
"Saya benci melihat kota saya seperti ini, tetapi pada akhirnya kami membutuhkan keadilan," kata Jahvon Craven yang berusia 18 tahun ketika ia menyaksikan para pengunjuk rasa di Interstate 35 di pusat Kota Minneapolis beberapa saat sebelum pukul 8 malam, ketika jam malam mulai berlaku di kota itu. (Reuters/antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Soetomo