Kesabaran Kemendibud Habis, Ambil Alih Pengelolaan UI

MWA Tunjuk Nama Pengganti Gumilar

Kamis, 22 Desember 2011 – 09:19 WIB

JAKARTA - Gerakan Majelis Wali Amanah Universitas Indonesia (MWA UI) mencopot rektor Gumilar Rusliwa Somantri semakin kongkritKemarin (21/12) organ internal kampus itu menggelar rapat paripurna di kampus UI Salemba, Jakarta Pusat

BACA JUGA: Persembahkan Ratusan Buku untuk Anak Pinggiran

Jika terus memanas, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengambil alih tampuk komando kampus  UI


Sayangnya, rapat paripurna yang diikuti sejumlah anggota  MWA itu berlangsung tertutup

BACA JUGA: 2012, Harus Bebas dari Tawuran Pelajar

Dosen Fisip UI sekaligus juru bicara gerakan SAVE UI Ade Armando menuturkan, ada tiga agenda penting dalam rapat paripurna tersebut
Agenda pertama adalah, rapat itu menggodok SK pemberhentian Gumilar

BACA JUGA: Siswa Harus Diajak Praktek Bahasa Inggris

Seperti diketahui, Gumilar duduk sebagai rektor berdasarkan SK yang dikeluarkan MWA UI 2007 silam.
 
Ade mengatakan, memang betul untuk memberhentikan Gumilar MWA UI harus menerbitkan SK"Kami memperkirakan usai rapat ini SK (pemberhentian Gumilar, Red) sudah keluar," tandasnya

Ade mengakui, Gumilar tidak bisa diberhentikan sebagai rektor hanya dengan secarik suratSurat yang diterbikan MWA UI Selasa lalu (20/12), merupakan jalan masuk untuk menggelar rapat paripurna.
 
Agenda rapat paripurna yang kedua adalah, MWA UI mulai mengumumkan nama rektor pengganti GumilarAde mengatakan, MWA UI memiliki tiga nama yang bakal menggantikan GumilarDalam istilah kampus, kepemimpinan ganda ini disebut rektorium.
 
Tiga nama yang dipersiapkan MWA UI untuk menggantikan Gumilar adalah, Muhammad Anis yang saat ini duduk sebagai wakil rektor bidang akademik dan kemahasiswaan UIDua nama berikutnya adalah, Usman Chatib Warsa dan Asman Budi SantosoKedua nama ini adalah mantan rektor kampus yang pernah bernama STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen) itu.
 
Selain menyusun draf SK dan menetapkan tiga nama pengganti Gumilar, Ade mengatakan rapat paripurna ini juga digelar untuk menyiapkan segera agenda penting pemilihan rektor baruGebyar pemilihan rektor ini diperkirakan bakal dipercepat"Dari pemilihan rektor ini, akan ditetapkan rektor baru yang definitif," katanya

Ade Menegaskan, rektorium ini hanya bersifat sementara karena ada kekosongan kursi rektorSetelah rektor definitif nanti sudah ditetapkan, Ade mengatakan tidak masalah jika akhirnya MWA UI dibubarkanDia menjelaskan, pernyataan Mendikbud Mohammad Nuh jika MWA UI saat ini masih memiliki wewenang itu benar

Menurut Ade, setelah UU Badan Hukum Pendidikan (BHP) digugurkan Mahkamah Konstitusi (MK), UI ditetapkan dalam status transisiMasa transisi ini ditolerir hingga tahun depan.
 
Namun Ade enggan menyebut pihak MWA berbuat nekad atau seenaknya sendiri menerbitkan surat pemberhintan GumilarDia menceritakan, pemicu keluarnya surat itu adalah, pernyataan Gumilar sendiri yang memutuskan tidak lagi bertanggungjawab kepala MWAPernyataan Gumilar ini tertuang dalam surat yang dia tujukan ke MWA UI 15 Desember lalu.
 
Gayung bersambutMWA UI yang kerap mempersoalkan kepemimpinan Gumilar mengambil sikap tegasOrgan yang diketuai bos taksi Purnomo Prawiro itu memutuskan, Gumilar sudah mengembalikan amanah memimpin UI yang diberikan MWA 2007 silam"Begitulah ceritanya kok sampai keluar surat pemberhentianMungkin lebih tepatnya surat pemutusan komitmen," tuturnya.
 
Di bagian lain, petinggi Kemendikbud dibuat gusar dengan sikap MWA UI yang terus ngeyel untuk memberhentikan GumilarWujud kegusaran Kemendikbud ini tertuang dalam sebuah rapat dadakan khusus membahas perkembangan penanganan konflik internal UIHingga tadi malam, belum ada pernyataan resmi terkait hasil rapat tersebut
 
Sempat muncul kabar jika kesabaran institusi berslogan Tut Wuri Handayani menyaksikan konfil internal UI sudah habisKisruh di UI ini sudah dianggap menjadi sejenis kejadian luar biasa (KLB) pendidikan tinggiKemendikbud akhirnya memutuskan mengambil alih pengelolaan UIDengan demikian, baik pihak rektorat dibawah komando Gumilar maupun MWA UI tidak memiliki wewenang melanjutkan penataan kelembagaan UI.
 
Direktur Jendral Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kemendikbud Djoko Santoso menutup rapat hasil rapat tersebut"Keputusannya off the record," tandas mantan rektor ITB itu

Dia mengatakan, masyarakat tidak perlu berlebihan memandang konfil internal di UI iniDia juga memastikan, dari pantauan Ditjen Dikdti Kemendikbud, pelaksanaan pembelajaran di UI tidak terganggu selama konflik muncul.
 
Terkait kabar keputusan Kemendikbud mengambil alih pengelolaan UI, Djoko menjawab singkat"Tunggu saja tanggal mainnya." Djoko menjelaskan, kejadian di UI ini memang tidak menutup kemungkinan bagi Kemendikbud untuk mengambil alih pengelolaanDi antara bentuk pengambilalihan tadi adalah, Kemendikbud menunjuk rektor darurat untuk menggantikan Gumilar(wan)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Portal Pembelajaran Berbasis Web Dikembangkan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler