jpnn.com, SURABAYA - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini alias Bu Risma menjadi perhatian publik sejak Jumat (29/5) kemarin.
Bu Risma menumpahkan kegusarannya, sampai mencak-mencak, terekam dalam video dan berujung viral.
BACA JUGA: Aktivis Curigai Pemprov Jatim Mau Bikin Surabaya Seperti Wuhan
Bukan tanpa alasan kesabaran 'Surabaya 1' berakhir. Dua unit mobil laboratorium tes PCR tanpa sepengetahuannya dialihkan ke kabupaten lain.
Nah, di media sosial, sejumlah netizen menyerbu akun Instagram Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, @khofifah.ip. Bu Khofifah dianggap bertanggung jawab di balik kemarahan Bu Risma.
BACA JUGA: Bu Risma Kesal Lalu Menunjukkan Isi Obrolannya dengan Pak Doni
Sejumlah netizen menuding Khofifah berusaha menghambat kerja Pemkot Surabaya dalam melindungi warganya dari Covid-19.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo konon telah menginstruksikan agar dua mobil yang berfungsi mempercepat dan memperluas pengetesan Covid-19 tersebut digunakan di Surabaya.
“Bu. Mobil bantuan pusat untuk Surabaya kenapa dikirim ke kota lain?" tulis akun @leonardodamar.
Begitu juga akun @officialbonekpersebaya yang mempertanyakan sikap Khofifah. “Seng jalok mobil PCR sopo kok peno seng nerimo? (yang meminta mobil siapa kok kamu yang terima?)” katanya.
Salah satu yang paling heboh adalah komentar dari @bhirawarendra, “Bu. Mobilnya kok dialihkan ke kabupaten lain? Bukannya Surabaya yang paling membutuhkan ya? Kota besar dengan penduduk yang banyak. Apa mau boikot Surabaya? Atau ada politik di balik ini semua? Ayo bikin statement, Bu. Biar tidak liar infonya.” Komentar dia langsung menuai ribuan suka dan ratusan komentar.
Kekecewaan terhadap langkah mengejutkan Khofifah itu juga datang dari pendukungnya di pilgub 2018, @ddk_iswahyudi.
“Bu Khofifah. Saya pemilih sampean pada pilgub kemarin. Tapi saya kecewa dengan pemindahan mobil PCR bantuan Gugus Tugas pusat untuk Surabaya dialihkan ke kota lain. Surabaya jumlah kasusnya tinggi, Bu. Mengkhawatirkan kasusnya. Kenapa ibu setega itu? Ada motif apa bu? Tolong dijelaskan. Jangan seperti itu bu caranya,” katanya.
“Ibu sepertinya politis sekali ya dalam penanganan COVID-19 di Surabaya. Keliatan ingin menjegal walikota. Ayo donk bu, serius, Surabaya sudah zona kritis, butuh penanganan bersama. Bukan cara boikot kayak gini,” tulis akun @dendi.pras.
Komentar-komentar negatif tersebut tak hanya menyerbu akun Khofifah. Akun milik Pemprov Jawa Timur dan yang terafiliasi dengannya juga mengalami hal yang sama.
Netizen mungkin pantas marah. Sebab, berdasarkan hasil koordinasi Gugus Tugas Kota Surabaya, Gugus Tugas Jatim, dan BNPB, dua mobil tersebut sudah dijadwalkan untuk datang ke Surabaya di dua lokasi karantina, yakni di Asrama Haji Surabaya dan Dupak Masigit.
Namun, rencana itu berubah total karena Gugus Tugas Jatim mengalihkan penggunaan mobil tes PCR.
Konon, bukan kali ini saja Bu Khofifah bermasalah dengan Pemkot Surabaya. Sebelumnya, Khofifah juga menuai kecaman setelah menuding Gelora Bung Tomo, stadion kebanggaan warga Surabaya yang akan digunakan untuk Piala Dunia U-20 pada 2021 mendatang, dianggap bau sampah.
Padahal, stadion yang sama selama ini digunakan untuk kandang Persebaya Surabaya berlaga di Liga Indonesia.
Saat itu, warganet juga menyerbu akun Khofifah dengan kecaman. (*/adk/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adek