jpnn.com, OGAN KOMERING ULU - Salbiah, 68, warga Dusun III, Desa Tanjung Agung, Kecamatan Lengkiti, Bengkulu, tewas dibunuh anak kandungnya sendiri. Parahnya, Akmaludin nekat menghabisi nyawa ibunya karena persoalan nasi tak ada di rumah.
Salah seorang keluarga Salbiah mengatakan, pada 10 April kemarin, sekitar pukul 17.00 WIB, listrik di Desa Tanjung Agung, Kecamatan Lengkiti, padam hingga malam hari.
Sehingga, kondisi rumah di kawasan ini gelap gulita.
BACA JUGA: Kesal Sering Dimarahi, Anak Bunuh Ibu Kandung
“Tiba – tiba sekitar pukul 10 malam, Zoliami, anak korban yang juga tinggal di rumah tersebut berteriak meminta tolong dengan Saman (seseorang yang mengontrak di rumah korban),” ujar pria tersebut.
Diungkapkannya, Zoliami berteriak setelah melihat tubuh ibunya tergeletak di lantai bersimbah darah. Saat peristiwa tragis itu terjadi, lampu baru saja menyala. Sehingga Zoliami melihat pemandangan yang mengerikan di dapur rumahnya.
BACA JUGA: Remaja Brutal! Tikam Ibu Kandung hingga Tewas, 4 Lainnya Kritis
Zoliami, katanya, hanya bisa melihat dan tidak berbuat apa–apa untuk menolong ibunya karena tubuhnya terpasung. Zoliami memang mengalami gangguan jiwa. Sehingga dia harus dipasung di rumahnya.
Mendengar teriakan minta tolong Zoliami, Saman bergegas mendatangi Zoliami untuk melihat apa yang terjadi. Betapa kagetnya Saman ketika melihat Salbiah yang tergeletak dengan luka parah di leher. “Saman langsung keluar rumah dan berteriak meminta pertolongan warga,” katanya.
Ditambahkan Saman, dia mengetahui peristiwa pembunuhan terjadi sekitar pukul 17.00 WIB karena ada seorang warga Kampung II, Desa Tanjung Agung melihat Akmaludin menghadang mobil travel tujuan Baturaja.
BACA JUGA: Anak Bacok Ibu Kandung Meskipun sudah Bersimpuh, Duh Jarinya Putus
“Ternyata Akmaludin melarikan diri ke rumah iparnya di desa Sukamaju (kecamatan Baturaja Barat),” ujarnya.
Sumber ini merupakan sepupu Salbiah. Sehingga dirinya mengetahui persis kondisi keluarga Akmaludin. Diungkapkannya, Akmaludin yang diduga mengalami gangguan kejiwaan yang kambuhan.
“Saat diajak ngobrol dia (Akmaludin) masih nyambung. Hanya saja, siapa yang mau ngobrol dengan dia kalau kondisinya seperti itu,” timpalnya.
Pria yang yang berdomisili di Kabupaten OKU Selatan ini sering bertandang ke rumah Salbiah. Dia mengatakan, sikap Akmaludin biasa saja tanpa menunjukkan gelagat diduga stres jika bertemu dirinya. Bahkan, jika dirinya menanyakan kepada Akmaludin siapa dirinya, Akmaludin mengatakan tahu dirinya adalah paman Akmaludin.
“Bahkan, saya sering suruh dia beli rokok untuk dirinya sendiri,” kata paman Akmaludin ini.
Begitu juga saat Akmaludin datang ke rumahnya di OKU Selatan. “Saya minta dengan Akmal jangan macam – macam dan saya suruh dia pulang. Tidak ada masalah,” tandasnya.
Hal senada disampaikan Ketua BPD Tanjung Agung, Efran. Efran menceritakan, Akmaludin membunuh ibunya dengan parang. “Pisau yang digunakan Akmal untuk membunuh ibunya dibuang ke sungai Lengkayap,” ungkap Efran.
Ditambahkan Efran, sakit Akmaludin sering kambuh. Namun, bila diajak ngobrol masih nyambung. Menurut Efran, dari cerita tetangga sekitar Akmaludin, sejak dua hari belakangan ini Akmaludin keliling ke rumah tetangga mencari pinjaman uang untuk beli motor.
Selain Akmaludin, lanjut Efran, Zoliami (adik Akmaludin) juga diduga mengalami gangguan kejiwaan. “Kalau suami korban sudah meninggal sejak tiga tahun lalu. Tetapi cerai sudah puluhan tahun,” terang Efran.
Efran meminta kalau pelaku diproses hukum yang sepantasnya. Dia khawatir warga Desa Tanjung Agung yang lain menjadi korban Akmaludin berikutnya. “Setahun lalu pernah ngapak Jaharudin, kakak kandungnya, hampir tewas,” tandas Efran.
Selama ini, Akmaludin tak dibiarkan begitu saja dengan kondisi kejiwaan yang tak stabil. Kades Tanjung Agung Edi Sulendra yang juga tetangga Akmaludin mengatakan, pemerintah desa ini pernah membawa Akmaludin berobat ke rumah sakit jiwa di Palembang. “Setelah dirawat, pihak rumah sakit menyatakan sehat. Akma dibawa kembali ke rumah,” ucap Edi.
Camat Lengkiti, Mukhlisin mengaku prihatin atas peristiwa ini. Untuk itu, dirinya mengharapkan kepada pihak kepolisian untuk menutaskan kasus ini. “Sangat prihatin dan berharap tidak ada lagi kasus seperti ini terjadi di OKU khususnya di Kecamatan Lengkiti,” ucap Mukhlisin.
Di Polsek Lengkiti, Akmaludin tak menunjukkan sakit yang dia derita. Bahkan dia mampu menceritakan dirinya ia adalah lima bersaudara. Saudari pertama berdomisili di Prabumulih.
Saudari kedua meninggal dunia. Selanjutnya saudara ketiganya berdomisili di Desa Tanjung Agung, tak jauh dari rumah yang ia tempati bersama ibunya. “Saya anak keempat dan adik bungsu saya bernama Zoliami,” beber Akmaludin.
Diceritakan Akmaludin, sebelum menghabisi ibunya, dirinya berkebun karet milik keluarga yang tak jauh dari rumahnya. Menjelang petang, dirinya pulang ke rumah karena mau makan. “Tapi, sampai di rumah, tak ada nasi,” ucap Akmaludin.
Rasa kesal Akmaludin semakin bertambah saat ibunya pulang ke rumah juga dalam keadaan kesal. Saat itu, Salbiah datang sambil mengomel. “Aku tidak tau apa dia yang diomeli ibu,” sungut Akmaludin.
Akmaludin kemudian memiting ibunya hingga ibunya jatuh terhempas ke lantai. “Sudah kubanting, aku lihat ada parang, langsung kubunuh,” kata Akmaludin.
Seingat Akmaludin, kalau dirinya melukai leher ibunya sebanyak tiga kali. Akibatnya Salbiah mengalami luka yang cukup parah di leher. “Setelah menghabisi ibu, saya keluar rumah dari pintu belakang langsung ke sungai,” ungkap Akmaludin.
Diceritakan Akmaludin, parang yang dia bawa dari rumah ia buang ke sungai. “Sudah buang parang, aku ke darat (jalan),” kata Akmaludin.
Setelah di jalan, Akmaludin menghadang mobil menuju Baturaja. Namun, dirinya tidak ke Baturaja melainkan berhenti di Desa Sukamaju, kecamatan Baturaja Barat, untuk ke rumah saudara iparnya. “Semalam (11/4 dini hari) aku ditangkap di rumah saudara ipar,” pungkas Akmaludin.
Kasat Reskrim Polrs OKU AKP Alex Andriyan S.Kom mengatakan Akmaludin atau Akmal sudah mengakui dia membunuh ibunya.
“Untuk memastikan apakah memang gangguan jiwa atau tidak, perlu keterangan dan pemeriksaan lebih lanjut,” pungkas Marjuni.
“Motif pelaku membunuh korban, karena tak ada nasi di rumah saat pulang dari kebun. Melihat ibunya pulang langsung dibanting dan dibunuh,” ucap Kapolsek Lengkiti, Iptu Marjuni. (bet/apk)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Detik â detik Agus Seret Ibu Kandungnya
Redaktur & Reporter : Budi