jpnn.com - SECANGGANG - Kantor Camat Secanggang mendadak ramai, Selasa (13/5) pagi. Aksi camat Ibnu Hajar meninju kening Surdik, Kepala Desa Tanjung Ibus hingga berdarah sempat jadi tontonan seru warga.
Ibnu Hajar ketika dikonfirmasi siangnya mengatakan kalau kejadian itu spontan saja. Dibebernya, pagi itu seperti biasa dia sedang berada di kantor. Tak berselang lama, ia mendengar suara dentuman keras seperti benda dipukul di luar ruangan. Beberapa detik kemudian, suara tendangan kembali terdengar. Seiring dengan itu muncullah Surdik. Rupanya, suara keras hantaman tadi karena pintu ditendang oleh Surdik.
BACA JUGA: Wawali Pimpin Patroli, Cuma Pergoki Orang Mandi
“Pagi itu saya lagi bertiga dengan staf kantor kecamatan yakni Ahyar dan Wanto, tiba-tiba kami dikejutkan dengan suara tendangan pintu itu. Begitu dilihat rupanya kades (Surdik) yang menendangnya. Enggak tahu kita apa masalahnya, datang-datang dia langsung mengamuk begitu,” jelas Ibnu.
Ia menduga kemarahan Surdik berkaitan dengan aksi demo warganya beberapa waktu lalu yang memintanya mundur sebagai kades. Melihat gelagat Surdik yang kurang baik, oleh Ahyar dan Wanto ia coba ditenangkan.
BACA JUGA: Pedagang Pasar Sentral Makassar Ngamuk di Balai Kota
“Namun, bukannya tenang, Surdik malah marah-marah seraya menuding saya ikut menunggangi aksi demo warga pada tanggal 30 April lalu,” bebernya.
“Saya sudah bilang sama kades, kalau masalah demo itu ya cemanalah, kalau memang ada yang salah, Pak Kades haruslah instropeksi diri kenapa masyarakat bisa jadi seperti ini. Saya hanya sebatas menyikapi saja tuntutan mereka, kata saya,” urai Ibnu.
BACA JUGA: Proyek Senilai Rp 1,25 Miliar, Dikerjakan Rp 84 Juta
Tapi, sambungnya, Surdik tetap tak terima dan mengatakan yang bukan-bukan. “Hingga akhirnya secara spontan tangan saya melayang ke arah wajahnya,” ujarnya.
Terpisah Kades Tanjung Ibus, Surdik juga mengaku kejadian tersebut spontan saja. “Memang ada saya tendang pintu kantor camat itu pagi tadi. Itu sebenarnya spontan saja, sebenarnya panjang ceritanya,” ketus Surdik.
Menurut Surdik, rasa kesal berawal dari demo yang dilakukan warga beberapa waktu lalu dengan mendatangi kantor kecamatan. Pada hari demo tersebut, tanpa adanya pertimbangan, Camat Secanggang Ibnu Hajar langsung mengeluarkan surat rekomendasi yang dilayangkan ke Bupati untuk penonaktifannya.
“Demo warga itu tanggal 30 April, oleh camat hari itu juga langsung dikeluarkan surat rekomendasi yang dikirimkan ke Bupati Langkat untuk menonaktifkan saya. Harusnya selaku pimpinan, camat memanggil saya dan memberitahukan apa yang salah dan apa yang harus diperbaiki, tapi itu tidak dilakukannya,” ujarnya.
Belakangan Surdik mendapat informasi kalau saya direkomendasikan untuk dinonaktifkan. Untuk kebenarannya dia langsung mengecek ke Kantor Pemdes (pemerintahan dan Desa) di Stabat. Ternyata benar, dia direkomendasikan camat untuk dinonaktifkan.
"Jadi siapa yang tidak marah kalau diperlakukan seperti itu,” ujarnya.
Surdik mengaku sempat dipukul camat di bagian kepala hingga mengeluarkan darah. Ia pun membicarakan masalah ini dengan keluarga untuk menentukan dilanjutkan ke hukum atau tidak.(dw/trg/bd)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penderita Suspect Mers-CoV di Padang Terus Bertambah
Redaktur : Tim Redaksi