Keselamatan Transportasi Pelayaran di Tanjung Api-Api Terancam Akibat Pendangkalan

Selasa, 12 Maret 2024 – 10:45 WIB
Pengamat Kebijakan Publik (baju batik pakai topi) didampingi Kasi Operasional Pelabuhan TAA Dinas Perhubungan Sumsel Zulkarnain saat meninjau perairan di Pelabuhan TAA. Foto: Cuci Hati/JPNN.com.

jpnn.com, PALEMBANG - Perairan di Pelabuhan Tanjung Api-api (TAA) mengalami pendangkalan, hal ini mengancam keselamatan transportasi pelayaran.

Diketahui, Pelabuhan TAA ini direncanakan tak hanya menjadi pelabuhan darat, tetapi juga laut, yang melayani penumpang dan logistik lintas Palembang - Bangka Belitung.

BACA JUGA: Cuaca Buruk, Pelabuhan Tanjung Api-Api Ditutup Sementara

Dengan mengalihkan penyeberangan logistik dari Pelabuhan Boom Baru ke TAA, otomatis pelabuhannya akan diperbesar dan kapal-kapal besar juga akan bersandar di TAA.

Pengamat Kebijakan Publik Bambang Haryo Soekartono menjelaskan bahwa pelabuhan tak hanya terdiri dari dermaga, tetapi juga ada alur yang sangat bagus.

BACA JUGA: Dianggap Istri Tidak Perkasa, ML Berbuat Asusila kepada Anak Tirinya, Sontoloyo!

"Nyatanya, pelabuhan TAA tidak diimbangi dengan perawatan alur, saat ini alur di pelabuhan sangat dangkal," jelas Bambang usai meninjau perairan di Pelabuhan TAA, Selasa (12/3/2024)

Dia menyebut kondisi alur yang dangkal akan menyulitkan pelayaran, terutama saat air surut sehingga membuat kapal-kapal tidak bisa berlayar maupun sandar.

BACA JUGA: Analisis Reza Indragiri tentang Dugaan Bunuh Diri Sekeluarga di Jakut, Singgung soal Pembunuhan

Sebab, akibat kondisi perairan yang dangkal tak jarang membuat kapal kandas hingga mengakibatkan kecelakaan.

"Kapal bisa tenggelam, dan itu sangat bahaya," ujar anggota DPR RI periode 2014-2019 itu.

Hal yang membahayakan lainnya, kondisi perairan yang dangkal akan menyebabkan kapal banyak menghisap lumpur.

"Itu akan menyebabkan mesin kapal menjadi panas berlebih dan kapal akan cepat rusak.

Haryo menyebut solusinya adalah pengerukan. Sebab, sejak 2013 atau lebih dari 10 tahun lalu, tidak ada perawatan alur di kawasan TAA.

'Soal anggaran tinggi untuk pengerukan tak sebanding dengan pentingnya keselamatan penumpang dan logistik," ucap Bambang.

Menurut Bambang, jika tidak dikeruk, maka hanya kapal kecil yang bisa bersandar di pelabuhan TAA.

"Dan jika itu terjadi tentu akan menghambat pertumbuhan perekonomian, baik di Sumatera Selatan maupun Bangka Belitung," beber Bambang.

Kasi Operasional Pelabuhan TAA Dinas Perhubungan Sumsel Zulkarnain menerangkan bahwa pihaknya telah mengusulkan ke pemerintah pusat untuk dilakukan pengerukan di Pelabuhan TAA.

"Tidak ada cara lain, kondisi dangkal di kolam labuh dan alur pelayaran harus di atasi dengan pengerukan," terang Zulkarnain.

Akibat dari pendangkalan yang terjadi dua tahun terakhir, tak jarang kapal terhambat berlayar, karena harus menunggu 3 atau 4 jam.

"Pelayaran di Pelabuhan TAA tetap beroperasi. Namun, itu tadi, jika airnya surut harus menunggu alam (air pasang kembali)," kata Zulkarnain.

Salah seorang Nahkoda Kapal Alexander menambahkan, pendangkalan terjadi sangat parah pada musim barat, di mana saat pasang air besar, dan saat surut air sangat kecil.

Sebagai nahkoda kapal yang membawa penumpang dan logistik, dia cukup khawatir dengan pendangkalan tersebut.

Selain takut membahayakan penumpang, juga menyebabkan mesin kapal cepat rusak.

"Upaya yang saat ini kami lakukan dengan menunggu air pasang, menunggu di tempat dangkal itu," kata Alexander.(mcr35/jpnn.com)


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Cuci Hati

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler