Keseringan Makan Pedas Bikin Cepat Pikun?

Kamis, 06 Februari 2020 – 04:11 WIB
Ilustrasi makanan pedas. Foto: nutraingredients-asia

jpnn.com - Penelitian di Tiongkok yang melibatkan University of South Australia mendapati kebiasaan mengonsumsi makanan pedas bisa menyebabkan penurunan daya ingat dan fungsi kognitif otak.

Lalu bagaimana bisa makanan pedas memengaruhi cara kerja otak manusia?

BACA JUGA: Bolehkan Ibu Hamil Makan Pedas?

Efek mengonsumsi makanan pedas

Makanan pedas identik menjadi sumber permasalahan kesehatan seperti peradangan lambung untuk sebagian orang. Namun, berbagai hasil penelitian selama ini menunjukan bahwa mengonsumsi makanan pedas memiliki manfaat kesehatan yang berlimpah.

BACA JUGA: Makan Pedas Bisa Sembuhkan Sakit Kepala?

Makanan yang pedas, seperti cabai, mengandung senyawa kimia aktif yang disebut capsaicin. Kandungan capsaicin yang mengenai saraf-saraf lidah lantas menimbulkan rasa sakit dan sensasi panas. 

Meski menciptakan rasa sakit, namun capsaicin ini ternyata memiliki peran penting terhadap kesehatan tubuh. 

BACA JUGA: Sering Makan Pedas, Lidah dan Kerongkongan jadi Rusak?

Sebuah penelitian yang dipublikasikan oleh British Journal of Nutrition mengungkapkan bahwa sensasi panas dari capsaicin meningkatkan kinerja metabolisme tubuh hingga lima persen.

Peningkatan kerja metabolisme tubuh akan berpengaruh terhadap proses pembakaran lemak hingga 16 persen.

Selain itu, hasil penelitian lainnya dari American Association for Cancer Research memperlihatkan pengaruh senyawa capsaicin dalam memperlambat beberapa jenis kanker, seperti kanker prostat.

Capsaicin juga disebut bermanfaat dalam membantu pengobatan kanker payudara, pankreas, dan kandung kemih.

Berkebalikan dengan penelitian yang memperlihatkan dampak positif capsaicin bagi kesehatan, studi yang dipublikasikan oleh Nutrients ini justru menunjukan bahwa mengonsumsi makanan pedas secara rutin meningkatkan risiko penyakit demensia.

Bagaimana makan pedas memengaruhi ingatan?

Studi yang dilakukan merupakan penelitian jangka panjang yang berlangsung dari tahun 1997 hingga 2006. Studi ini melibatkan 4.582 masyarakat Tiongkok yang berumur di atas 55 tahun.

Selama penelitian, para peserta mengonsumsi makanan pedas, yaitu lebih dari 50 gram cabai setiap harinya dalam 3 hari. Cabai yang dikonsumsi adalah cabai mentah dan masak.

Percobaan yang dilakukan adalah dengan menguji kemampuan daya ingat para peserta dengan menggunakan tolak ukur nilai kognitif global (global cognitive score).

Hasil penelitian menunjukkan kelompok yang mengonsumsi cabai lebih banyak dari 50 gram per harinya memiliki peluang dua kali lebih besar untuk mengalami penurunan daya ingat dibandingkan kelompok yang mengonsumsi cabai dalam jumlah yang lebih rendah.

Peneliti memperkirakan hal ini bisa disebabkan oleh indeks masa tubuh (BMI) yang memengaruhi sensitivitas terhadap capsaicin.

Para peserta yang paling banyak mengonsumsi cabai cenderung memiliki indeks masa tubuh yang relatif ideal. Tubuh mereka memiliki sensitivitas lebih terhadap capcaisin dibandingkan kelompok peserta yang mengalami obesitas.

Angka BMI yang normal atau ideal membuat tubuh lebih sensitif terhadap pengaruh kandungan capcaisin pada cabai. Semakin sensitif tubuh terhadapreaksi dari capcaisin, maka semakin tinggi risiko untuk mengalami pelemahan kognitif.

Namun, peneliti juga memberikan catatan. Penelitian yang dilakukan masih perlu mempertimbangkan lebih jauh faktor-faktor lain yang berkaitan dengan aspek sosial, ekonomi, serta tingkat pendidikan peserta.

Kebiasaan masyarakat Tiongkok mengonsumsi makanan pedas masih dipengaruhi oleh ketiga faktor tersebut.

Karena hasil temuan ini merupakan yang pertama, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut yang bisa menjelaskan pengaruh makanan pedas terhadap cara kerja otak manusia memproses ingatan.(HelloSehat)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler