jpnn.com, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) harus menelan pil pahit di tengah pengusutan perkara megakorupsi proyek pengadaan kartu tanda penduduk elektronik.
Wajah penyidik senior KPK Novel Baswedan disiram air keras oleh orang tidak dikenal, Selasa (11/4) lalu.
BACA JUGA: Kasus Novel Baswedan Tamparan bagi Aktivis Antikorupsi
"Sudah dua minggu berjalan hingga saat ini belum terlihat keseriusan aparat penegak hukum mampu mengungkap serangan intimidasi tersebut," kata aktivis Indonesia Corruption Watch Lalola Easter bersama sejumlah aktivis perempuan antikorupsi di kantor ICW, Jakarta Selatan, Minggu (23/4).
Serangan kepada salah satu penyidik terbaik KPK ini sebenarnya bukan pertama kali terjadi.
BACA JUGA: Kasus Novel Bukan Lambat, tapi...Simak Kata Para Praktisi Hukum Ini
Setidaknya sudah empat kali upaya mencelakakan Novel. Pertama, saat menangani kasus cek pelawat 2011, Novel pernah menjadi sasaran tabrak lari.
Namun, saat itu Novel selamat karena yang ditabrak adalah rekannya, Dwi Samayo yang juga penyidik KPK.
BACA JUGA: KPK Tetap Yakini Polri Bisa Ungkap Penyiram Novel
Kedua, pada 1 Oktober 2012, Novel dilaporkan atas dugaan penganiyaan tersangka pencurian burung walet tahun 2004 di Bengkulu. Beberapa hari kemudian Novel ditetapkan sebagai tersangka.
Ketiga, pada 2015 Novel ditangkap petugas Bareskrim Polri di rumahnya kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, atas kasus dugaan penganiayaan kepada tersangka pencuri sarang burung walet di Bengkulu.
Keempat, pada pertengahan 2016, Novel ditabrak sebuah mobil ketika sedang mengendarai sepeda motor. Kala itu, Novel tengah mengusut dua perkara korupsi besar.
"Tidak seharusnya seorang penegak hukum yang sedang berusaha membongkar korupsi menerima bentuk-bentuk teror semacam itu," kata Lalola. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anis Minta Jokowi Lebih Tegas
Redaktur & Reporter : Boy