jpnn.com - ORANG tua dituntut untuk menyediakan makanan bergizi bagi keluarganya, utamanya agar anak-anak bisa tumbuh sehat dan tidak kekurangan gizi.
Pertanyaannya, bagaimana cara menyiasati perbaikan gizi bagi masyarakat menengah ke bawah dengan penghasilan yang tidak stabil? Jika orang tua kesulitan untuk memenuhi konsumsi makanan harian, apa yang harus dilakukan?
BACA JUGA: Strategi Fransiscus Go Lawan TPPO Disambut Baik Pemuda NTT
Padahal gizi yang cukup diperlukan oleh setiap anak agar tumbuh kembangnya optimal sekaligus menurunkan angka stunting di Indonesia. Ketahanan pangan bisa diusahakan dari rumah bermula dari beternak ayam untuk mencukupi kebutuhan protein hewani dan menanam dari halaman rumah untuk mencukupi kebutuhan sayur.
Menanam dari Halaman Rumah
Tidak semua wilayah memiliki akses transportasi yang mudah, stok pangan cukup, dan harga sembako yang sesuai dengan daya beli masyarakat. Oleh karena itu, opsi menanam cabai, tomat, sayur di pot atau lahan kosong adalah langkah kecil yang bisa membawa hasil besar.
BACA JUGA: Frans Go: Potensi Ekonomi NTT Cukup Besar, Harus jadi Daya Tarik Investasi
Jika setiap rumah memiliki tanaman sayuran seperti cabai, tomat, kangkung, bayam, selada, sawi, dan sebagainya tentu akan membantu setiap ibu untuk menyediakan makanan bergizi bagi keluarganya.
Minimal setiap hari, ibu memiliki stok sayuran yang bisa diolah. Dengan demikian, ibu memiliki alternatif bahan makanan bergizi dibandingkan memasak mie instan saat tidak memiliki cukup uang untuk belanja harian.
BACA JUGA: Peran Generasi Muda dalam Mengatasi Krisis Pangan
Konsep bertanam dari halaman rumah ini bisa diterapkan oleh semua orang sebab perawatan menanam sayuran cukup mudah. Setiap sayuran yang dipetik bisa bertumbuh lagi dan otomatis menjadi salah satu sumber makanan murah bagi keluarga.
Bagi keluarga yang tidak memiliki halaman rumah, bisa memanfaatkan teknik hidroponik dan aeroponik. Pada teknik hidroponik memungkinkan setiap orang bisa menanam tanpa tanah, melainkan menggunakan air.
Teknik hidroponik ini cocok digunakan bagi keluarga yang tinggal di perkotaan dan hanya memiliki teras kecil untuk menanam beberapa sayuran yang dikonsumsi sehari-hari.
Terakhir, teknik aeroponik adalah metode bercocok tanam menggunakan udara. Sistem aeroponik dibudidayakan tanpa lahan dan tidak membutuhkan media tanah. Akar tanaman menggantung menyerap larutan hara dari nutrisi yang disemprotkan. Penyemprotan air dan nutrisi menggunakan irigasi sprinkler.
Kelebihan aeroponik adalah hemat air, lebih cepat panen, hasil panen lebih cepat, dan lebih ramah lingkungan karena tidak memerlukan pestisida serta pupuk kimia.
Beternak dari Halaman Rumah
Langkah kedua untuk memulai ketahanan pangan dari rumah adalah melalui beternak. Bagi keluarga kecil, langkah termudah adalah beternak ayam dan bebek. Anda bisa merawat ayam dan bebek dengan pakan yang murah dan sisa limbah makanan rumah tangga. Perawatan ayam dan bebek pun tergolong mudah.
Anda bisa memanfaatkan telur ayam dan bebek untuk memenuhi kebutuhan protein hewani keluarga. Apalagi dengan harga telur yang terus naik, beternak ayam merupakan salah satu solusi yang ekonomis.
Perawatan ayam petelur dan bebek juga mudah. Pastikan Anda rutin membersihkan kendang ayam dan bebek di rumah. Kandang harus tetap bersih dan kering serta terlindung dari panas matahari serta hujan. Selain membersihkan kandang, sediakan air bersih di wadah air secara teratur.
Keuntungan lain memelihara ayam dan bebek adalah mereka bisa membantu memakan serangga seperti kutu dan cacing. Kotoran ayam dan bebek juga bisa menjadi pupuk alami untuk tanaman di halaman rumah.
Dengan memelihara ayam dan bebek, Anda bisa mendapatkan telur yang aman dari hormon atau antibiotik. Telur ayam dan bebek yang dihasilkan memiliki nilai gizi lebih banyak daripada hasil dari peternakan komersial.
Selain membantu menyediakan protein hewani untuk konsumsi harian keluarga, dengan merawat hewan akan membantu menumbuhkan tanggung jawab dan kasih sayang anak kepada hewan peliharaan. Anak-anak akan belajar merawat hewan dengan penuh kasih sayang.
Mereka tidak akan memperlakukan hewan semena-mena. Anak-anak akan belajar bahwa setiap makhluk hidup yang diciptakan Tuhan memiliki berkat untuk sesama.
Belajar menanam dan beternak merupakan salah satu langkah awal keluarga untuk menjaga ketahanan pangan dalam lingkup terkecil. Dengan tangan kita sendiri, kita tidak hanya menopang kebutuhan rumah tangga, tetapi juga berkontribusi pada kemandirian pangan serta keberlanjutan lingkungan. Mari katong baku jaga! (sam/jpnn)
Penulis: Fransiscus Go, Pemerhati Pendidikan & Ketenagakerjaan
Redaktur & Reporter : Soetomo Samsu