Frans Go: Potensi Ekonomi NTT Cukup Besar, Harus jadi Daya Tarik Investasi

Kamis, 02 Mei 2024 – 13:26 WIB
Fransiscus Go saat menjadi pembicara seminar di Theater Thomas Aquinas, Kampus 1 SCU Bendan, Semarang, Selasa (30/4). Foto: dok. pribadi for JPNN

jpnn.com - SEMARANG - Tokoh masyarakat Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Fransiscus Go mengatakan, NTT memiliki potensi ekonomi yang besar dengan beragam komoditas seperti kopi, cokelat, tebu, dan perikanan.

Dia menilai, NTT juga memiliki daya tarik pariwisata seperti Pulau Komodo, Taman Nasional Kelimutu, dan pantai-pantai yang indah.

BACA JUGA: Membangun Peradaban Cinta Lingkungan

Fransiscus Go mengatakan hal tersebut saat menjadi pembicara pada acara seminar bertajuk "SCU for Indonesia: Exploring the Potentials of Remote, Border Areas, and Islands at Eastern Indonesia (Maluku & NTT) yang diselenggarakan oleh Soegijapranata Catholic University (SCU) pada Selasa, (30/4) di Theater Thomas Aquinas, Kampus 1 SCU Bendan, Kecamatan Gajahmungkur, Semarang, Jawa Tengah.

Turut hadir pada seminar tersebut Asisten I Bagian Pemerintahan dan Kesra Kabupaten Maluku Tengah Silviana Mattemmu, Akademisi Vrije Universiteit Amsterdam Prof. Dr. Fridus Steijlen, Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Dr. Trihoni Nalesti Dewi.

BACA JUGA: Peran Generasi Muda dalam Mengatasi Krisis Pangan

Hadir juga sejumlah dosen SCU, antara lain Dosen Fakultas Teknik Dr. Leonardus Heru Pratomo yang juga berkesempatan memberikan pendidikan kelistrikan tepat guna untuk instruktur BLT Don Bosco.

Dia juga menggagas pendidikan vokasi untuk anak putus sekolah di Tambolaka Sumba Barat Daya.

BACA JUGA: Membangun Pendidikan Indonesia dari Timur

Fransiscus Go yang juga pemerhati pendidikan dan ketenagakerjaan ini menyampaikan, berdasarkan data Kementerian Kesehatan 2021, NTT menjadi provinsi dengan prevelensi stunting tertinggi di Indonesia, menyentuh angka 37,8 persen.

Indeks Pembangunan Manusia di provinsi ini juga hanya menyentuh angka 65,28, sehingga menduduki urutan 32 dari 34 provinsi di Indonesia.

Figur yang digadang-gadang menjadi salah satu bakal calon gubernur NTT ini menuturkan masih ada tantangan dalam infrastruktur dan aksesibilitas di beberapa daerah di NTT, terutama di daerah terpencil dan pulau-pulau kecil.

Selain itu, permasalahan lingkungan yang mengakibatkan sulitnya air, masalah kesehatan dan pendidikan, problem ekonomi dan lapangan kerja hingga masalah sosial dan budaya yang menyebabkan kemiskinan dan ketimpangan, bahkan maraknya perdagangan orang atau Human Trafficking.

"Maka daerah harus memiliki magnet yang menjadi daya tarik bagi investor sehingga pembangunan berkelanjutan dapat dilaksanakan.”

“Investasi yang ramah lingkungan akan mewujudkan ketahanan pada masyarakat dan jadi pendorong meningkatnya kualitas pendidikan, kesehatan dan ekonomi," ujar Fransiscus Go.

Pengusaha yang telah berinvestasi di NTT dan Maluku ini juga menyampaikan hal serupa untuk Provinsi Maluku.

Dia menilai, perekonomian Maluku saat ini boleh dibilang bergantung pada sektor pertanian (seperti kelapa, cengkeh, pala) dan perikanan.

Alumni PPRA Lemhannas angkatan 49 yang akrab disapa Frans Go ini menyebutkan, infrastruktur terutama di luar ibu kota Ambon masih memerlukan peningkatan, terutama akses transportasi dan ketersediaan Listrik.

Namun, lanjut Frans, pariwisata Maluku juga mulai berkembang terutama dengan potensi alamnya yang indah seperti pantai, pulau-pulau kecil dan keanekaragaman hayati bawah laut.

"Untuk itu perlu dibuat program terobosan terhadap NTT maupun Maluku seperti pengembangan Infrastruktur, peningkatan dan perbaikan jaringan jalan, pelabuhan dan bandara untuk meningkatkan aksesibilitas, pembangunan dan pemeliharaan system kelistrikan yang andal untuk mendukung aktivitas ekonomi, memfasilitasi pengembangan sektor komoditas unggulan dengan mempermudah akses ke pasar dan sumber bahan," kata Frans Go.

"Kemudian mendukung pengembangan dengan meningkatkan aksesibilitas ke destinasi wisata, menciptakan kondisi yang lebih baik untuk pemberdayaan Masyarakat dan pengurangan kemiskinan, serta menyediakan infrastruktur yang memadai untuk meningkatkan daya tarik investasi," sambungnya.

Senada dengan Frans Go, Rektor SCU Dr. Ferdinandus Hindiarto mengatakan pihaknya terus mendorong institusi yang ia pimpin untuk terus menghidupkan semangat Talenta Pro Patria et Humanitate di Indonesia Timur.

“Menjadi wujud nyata dari misi kami untuk melakukan penelitian yang bentuknya pengabdian kepada masyarakat. Menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan,” kata Ferdinandus Hindiarto.

SCU, kata Hindiarto, pbanyak melakukan penelitian sekaligus program pengabdian masyarakat di Indonesia Timur, khususnya di wilayah Maluku dan NTT.

Beberapa di antaranya yaitu penguatan lembaga adat, rekonsiliasi pasca konflik, konservasi benda budaya dan simbol adat. (sam/jpnn)


Redaktur & Reporter : Soetomo Samsu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler