Ketahuan Merokok, Siswa Ditendang

Minggu, 06 Oktober 2013 – 07:17 WIB

jpnn.com - PERINGATAN hari guru Internasional (5/10) tercoreng dugaan pemukulan murid oleh Wakil Kepala Sekolah Al-Azhar 3 Bandarlampung, Slamet Kuswono, M.Pd.

Saat dikonfirmasi, wakil Kepala sekolah bidang kurikulum ini menyatakan pemukulan dilakukan sebagai upaya mengajarkan disiplin kepada siswa sekolah sekaligus menjauhkan mereka dari perbuatan yang tidak baik.

BACA JUGA: Kritis Ditikam Orang Gila

Dijelaskan, masalah ini berawal pada Kamis lalu (3/10). Saat tidak ada Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), sekitar 10 siswa kedapatan merokok di lingkungan sekolah. Salah satu di antaranya adalah keponakan Slamet sendiri. “Ada 10 orang, satu di antaranya adalah ponakan saya. Mereka mempunyai sikap agak lebih dari rata-rata,” jelasnya, kemarin.

Slamet mengakui menghukum mereka tapi tidak dengan kekerasan. “Tidak ada pemukulan secara keras. Yang ada pemukulan pakai koran. Ini agar mereka itu jera,” ungkapnya.

BACA JUGA: Bawa Sajam, Dua Pelajar Diamankan

Slamet menambahkan, satu di antara 10 anak tersebut adalah Opan Ardan (17). Tingkah Opan dikenal cukup nakal, sehingga selain memukul menggunakan koran, Slamet juga mengaku sempat menendang pelan kakinya.

“Ini upaya mengajarkan kepada siswa siswi untuk disiplin dan agar mereka tidak berbuat di luat aturan,” ucapnya.

BACA JUGA: Paksa Dua Siswi SMP Pesta Seks

Menurut Slamet, orang tua Opan juga sudah dipanggil dan telah menghadap wali kelas dan kepala sekolah, Drs. Hi. Maarifudin Mz., M.Pd.I.

“Bahkan kepala sekolah sudah menyampaikan kepada saya bahwa permasalahan selesai dengan jalan damai. Tapi, kenapa berita ini berlanjut. Jika mereka masih belum memaafkan saya, ya sebaiknya sampaikan langsung kepada saya,” sesalnya.

Slamet berterimakasih kepada pihak-pihak memperhatikan pendidikan, mungkin cara saya mengajarkan kedisplinan salah. “Kalau dulu itu biasa saja, mungkin karena sekarang ada undang-undang HAM, semua jadi persoalan,” tegasnya.

Sependapat dengan Slamet, Wakil kepala sekolah bagian Kesiswaan Sumono, S.Pd., membenarkan tindakan hukuman antara guru dengan murid. “Banyak anak yang sering diperingatkan oleh wali kelas tapi tidak mengindahkan, sehingga membuat guru bertindak,” jelasnya.

Sumono menambahkan pembinaan konsep konstruksi lapangan mengajarkan anak didik untuk lebih baik, terkadang membuat guru terpancing emosi, namun tidak bermaksud melakukan kekerasan. ”Mungkin tindakan seorang guru dianggap murid dan wali murid kekerasan padahal sebenarnya tidak seperti itu,” jelasnya.

Diketahui, Sobirin (48) selaku orang tua Opan Ardan, siswa kelas 3 jurusan IPS menyesalkan hukuman dari Wakasek, Slamet yang membuat dahi sebelah kirinya anaknya benjol.

Menurut dia tidak sepantasnya pemukulan itu terjadi. “Jika hanya gara gara rokok, cukup diberitahu atau paling tidak panggil orang tua murid untuk datang ke sekolah. Sekarang zamannya bukan kekerasan lagi," katanya, kemarin.

Meski demikian, Sobirin mengaku tidak akan membawa permasalahan ini ke ranah hukum. Dia hanya berharap aksi seperti itu tidak lagi terjadi. “Biarlah anak saya yang menjadi korban. Untuk ke depan jangan ada lagi," tukasnya.    

Namun demikian, Sobirin meminta, pihak sekolah dan dinas pendidikan tetap menindaklanjuti masalah ini. “Dihukum boleh tapi yang sesuai. Jangan pakai kekerasan,” tegasnya.

Menurut Opan, kejadian berawal saat dia bersama rekannya ketahuan merokok pada Rabu (2/10). Keesokan harinya, Kamis (3/10), dia bersama rekan sekolahnya dipanggil ke ruangan Wakasek untuk menerima hukuman. "Saya sampai diinjak pakai kaki oleh guru tersebut, di tampar dan dicubit. Bukan cuma Wakasek yang menghukum tapi ada guru lain yang ikut-ikutan menghukum," kata Opan saat ditemui dirumahnya kemarin. (gie/fbi/fik)

:ads="1"

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gara-gara Miscall, Karyawati Dihajar Kekasih


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler