Ketahui Bahaya Memasak dengan Minyak Jelantah

Selasa, 19 Februari 2019 – 22:02 WIB
Pilih minyak goreng yang tidak banyak menempel di makanan saat digoreng untuk menghindari berbagai macam risiko penyakit. Foto IST

jpnn.com - Tak sulit menemukan makanan di Indonesia yang diolah dengan cara digoreng. Bahkan, masyarakat Indonesia dikenal rajin menggoreng nyaris semua jenis bahan makanan.

Rasanya memang enak, tapi belum tentu sehat manfaatnya. Apalagi bila mengingat sebagian besar makanan diproses dengan minyak goreng yang sudah berulang kali dipakai, atau sering disebut sebagai minyak jelantah.

BACA JUGA: Oposisi Selangkah Lagi Kuasai Duit Minyak Venezuela

Bahaya gorengan pada kesehatan

Sebelum membicarakan bahaya minyak goreng yang dipakai berulang, Anda perlu mengenali dulu efek buruk terlalu sering makan gorengan.

BACA JUGA: 2018, Produksi Migas Pertamina Meningkat 42 Persen

1. Perubahan struktur kimia cis menjadi trans

Makanan digoreng menggunakan minyak. Dari segi kimia, bentuk ikatan minyak adalah ikatan cis. Namun ketika digunakan untuk menggoreng, minyak akan dipanaskan sampai suhu tertentu sehingga ikatan cis ini akan berubah menjadi trans. Inilah yang menjadikannya berbahaya.

BACA JUGA: Tri Palma Siap Distribusikan Anjungan Minyak Goreng Higienis

Memang tidak semua jenis lemak jahat, lemak juga bermanfaat untuk kesehatan tubuh, misalnya pembentuk sistem kekebalan tubuh. Sayangnya, tak seperti jenis lemak lain, lemak trans tidak memiliki manfaat untuk tubuh manusia.

Lemak trans akan meningkatkan kadar serum lemak jahat di dalam darah, yaitu LDL. Peningkatan LDL akan meningkatkan risiko timbulnya plak di dalam pembuluh darah dan menyebabkan penyakit jantung atau stroke.

2. Gorengan yang dijajakan, jarang diganti dengan minyak baru

Minyak yang digunakan berulang lebih dikenal dengan minyak jelantah. Harga minyak jenis ini memang relatif miring.

Hal inilah yang membuat penjaja makanan memilih minyak jelantah untuk menggoreng jajanannya, demi mendapat keuntungan lebih besar.

Minyak jelantah atau minyak yang sudah digunakan berulang kali, bersifat kaya akan radikal bebas. Tingginya kadar radikal bebas di dalam tubuh dapat menimbulkan bahaya kesehatan sebab radikal bebas akan memicu peradangan.

Peradangan ini dapat merusak sel, mengganggu keseimbangan sel, bahkan mengubah sifat sel menjadi karsinogenik, sehingga meningkatkan potensi kanker.

3. Minyak yang digunakan menggoreng tinggi lemak jenuh

Sebenarnya, sebelum dipanaskan untuk menggoreng, minyak memiliki kandungan lemak tak jenuh dan lemak jenuh. Ketika proses pemanasan, komposisi lemak jenuhnya menjadi lebih banyak.

Lemak jenuh akan menyebabkan meningkatnya kadar LDL di dalam darah. Akibatnya, risiko penyakit jantung dan masalah dalam pembuluh darah akan meningkat.

Setelah paham akan risiko dan bahaya kesehatannya, masih amankah makan gorengan? Sebaiknya konsumsi makanan gorengan perlu dikurangi atau bahkan dihindari.

Bila tetap harus menggoreng, setidaknya perhatikan minyak yang digunakan. Bila minyak sudah mengental dari sebelumnya dan warnanya berubah menjadi gelap, lebih baik minyak tersebut dibuang.(HNS/ RVS/klikdokter)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bulog Siapkan Gula dan Minyak Goreng Saset


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler