jpnn.com, JAKARTA - PT Tri Palma Indonesia sebagai exclusive agent Anjungan Minyak Goreng Higienis Otomatis (AMH-o), mendukung program minyak goreng kemasan yang digulirkan pemerintah.
Produk buatan dalam negeri ini lebih murah 50 persen dibandingkan negara lain sehingga tidak akan membebani produsen dan pedagang.
BACA JUGA: Jangan Takut Hadapi Pemeriksaan Pajak
Binsar Edward, Direktur PT Tri Palma Indonesia, mengatakan AMH-o menjamin minyak goreng yang higienis di tiap pengemasannya untuk konsumen di Indonesia.
"Di samping memberikan manfaat dengan mengurangi penggunaan plastik juga menjamin pendistribusian hingga ke pelosok pelosok negeri," ujar Binsar.
BACA JUGA: Indonesia Dukung Hak Petani dan Lindungi Industri
AMH-o merupakan solusi atas terbitnya Peraturan Menteri Perdagangan RI nomor 9/MDAG/PER/2/2016 yang mewajibkan peredaran minyak goreng curah menggunakan kantong kemasan sederhana untuk mengganti peredaran minyak curah saat ini.
Manfaat lain AMH-o adalah biaya distribusi lebih ekonomis dan membuat lebih baik profitabilitas setiap tahap distribution channel mulai produsen , distributor, dan pengecer.
Binsar menjelaskan, Mesin Anjungan Minyak Goreng Higienis Otomatis mulai dikembangkan semenjak tahun lalu melalui kerjasama dengan PT Pindad dan PT Rekayasa Engineering yang merupakan anak perusahaan PT Rekayasa lndustri (Rekind), yang bergerak di bidang engineering services.
BACA JUGA: JICT Kembali Raih Penghargaan Pelayanan Prima Utama
Dalam hal ini, PT Pindad bertugas sebagai manufakturing unit dan PT Rekayasa Industri pada awalnya membuat desain purwarupa unit.
"Sementara, urusan pemasaran dan distribusi unit AMH-o menjadi wewenang kami (Tripalma)," ujarnya dalam peresmian mesin AMH-o di Bandung, Sabtu (15 September 2018.
Menteri Perdagangan RI, Enggartiasto Lukita, yang hadir dalam acara tersebut, menyambut baik produksi AMH-o karena kreasi dan inovasi anak bangsa. Selain itu, Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) unit ini lebih dari 60% sesuai regulasi pemerintah.
Enggartiasto meminta kegiatan distribusi mesin AMH-o diserahkan kepada pihak swasta. Dengan tegas, dia menolak apabila PT Pindad (Persero) yang menjual dan mendistribusikan mesin AMH-o itu langsung kepada pedagang eceran.
Oleh karena itu, Menteri Enggartiasto mengapresiasi kehadiran PT Tripalma yang menjadi distributor unit ini.
Selain itu, distributor mesin filling minyak goreng atau AMH-0 itu sebaiknya melibatkan pengusaha daerah.
"Kami siap merangkul pengusaha daerah, koperasi, dan UMKM untuk menjadi sub distributor unit mesin anjungan minyak goreng.
Dibandingkan mesin serupa di luar negeri, kata Enggartiasto, harga AMH-o terbilang lebih murah hingga 50 persen sehingga bisa dibeli oleh kalangan pedagang dan ritel.
Binsar menuturkan dengan harga yang lebih terjangkau daripada produk impor maka pihaknya optimistis kalangan produsen dan pedagang akan tertarik membeli sebagai bagian mendukung program minyak goreng kemasan.
"Saat ini, sudah ada permintaan dari kalangan produsen minyak goreng. Kami targetkan sampai akhir tahun ini bisa memproduksi 1.500 - 2.500 unit AMH-o melalui kerjasama dengan Pindad," jelas Binsar.
Dalam kegiatan peresmian, Tri Palma menandatangani nota kesepahaman dengan tiga produsen minyak goreng antara lain Asian Agri, Wilmar, dan Sungai Budi Grup. Ketiga produsen ini merupakan pemain besar minyak goreng nasional.
Peresmian AMH-o dihadiri Enggartiasto Lukita, Menteri Perdagangan RI, Abraham Mose, Direktur Utama PT Pindad (persero), dan Fajar Harry Sampurno ( Deputi BUMN), dan perwakilan perusahaan minyak goreng.
AMH-o bisa menyalurkan minyak goreng dalam jeriken ukuran 18 atau 25 liter sesuai dengan merek dagang produsen ke kantong kemasan dalam beberapa takaran mulai dari 250, 500 sampai 1.000 ml, melalui filling oil system yang terdiri dari pompa. pipa flexible, katup solenoid dan flow meter.
Seluruh komponen dalam AMH-o telah memenuhi standard food grade. Pengoperasian AMH-o dikendalikan oleh sebuah microcomputer guna memastikan akurasi pengukuran. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Syngenta Dukung Pertanian Berkelanjutan di Indonesia
Redaktur & Reporter : Natalia