jpnn.com - BANYAK dari kita yang kerap menghabiskan waktu di ruang kerja. Keseimbangan hidup, memang tak cukup bila hanya menghabiskan waktu dengan bekerja.
Manusia adalah makhluk sosial, bukan pekerja. Ada kalanya kita membutuhkan lingkungan untuk terus bisa berkembang, tanpa terus menerus terpaku dengan pekerjaan.
BACA JUGA: Atasi Kecanduan Minum Kopi Dengan 5 Cara Ini
Namun sayangnya, beberapa orang lebih senang terus berkutat dengan pekerjaan hingga menjadi workaholic. Sebuah studi baru menyatakan, pecandu kerja lebih mungkin menderita gangguan kejiwaan yang serius, seperti obsesif-kompulsif, kecemasan dan depresi.
Para peneliti dari University of Bergen di Norwegia, mensurvei lebih dari 16 ribu orang dewasa yang bekerja.
BACA JUGA: Ini Nih Ragam Kuliner Meksiko ala Chef Ganteng
Begitu mereka akan memisahkan pecandu kerja dari non-pecandu kerja, para peneliti menemukan, bahwa workaholics mengalami gangguan kejiwaan jauh lebih cepat daripada non-pecandu kerja.
Misalnya, hampir 33 persen dari pecandu kerja memiliki ADHD (obsessive-compulsive disorder, anxiety and depression), dibandingkan dengan sekitar 13 persen dari non-pecandu kerja.
BACA JUGA: Ahli Dermatologi Bukan Hanya untuk Kulit Lhoââ¬Â¦
Hampir 26 persen dari pecandu kerja melaporkan memiliki gangguan obsesif-kompulsif. Sementara sekitar sembilan persen dari non-pecandu kerja melaporkan hal yang sama. Kemudian, sebanyak 34 persen dari pecandu kerja memenuhi kriteria kecemasan, dibandingkan dengan 12 persen dari non-pecandu kerja.
Dan sembilan persen dari pecandu kerja mengalami depresi, sementara hanya tiga persen dari non-workaholics mengalami depresi.
"Mengambil pekerjaan yang ekstrim merupakan tanda dari masalah psikologis atau emosional yang lebih dalam," kata peneliti Schou Andreassen, seperti dilansir laman Glamour, Minggu (19/6). (fny/chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jangan Sepelekan, ini Bahaya Besar Bila Duduk Terlalu Lama
Redaktur : Tim Redaksi