jpnn.com - Kerap disepelekan, stres ternyata bisa menjadi biang kerok berbagai gangguan kesehatan di tubuh, baik secara fisik maupun psikis.
Selain itu, stres juga diketahui bisa memicu gangguan kesuburan pada pria dan wanita.
BACA JUGA: Racun Siput Laut Bisa Mengobati Diabetes?
Terdapat penjelasan biologis mengapa kondisi emosional seperti stres bisa memicu timbulnya masalah kesuburan. Dilansir dari Verywell Family, ternyata kondisi tersebut bermuara pada otak, yaitu aksis hipotalamus-hipofisis-adrenal (aksis HPA).
Setiap kali tubuh Anda merasa stres, kelenjar hipotalamus di otak mengirimkan sinyal ke kelenjar pituitari. Sinyal tersebut menunjukkan bahwa Anda sedang stres dan butuh bantuan.
BACA JUGA: Ini yang Terjadi pada Tubuh Saat Anda Stres
Kemudian, hipofisis bereaksi terhadap panggilan bantuan tersebut, lalu mengirimkan sinyalnya sendiri ke kelenjar adrenal untuk melepaskan hormon stres kortisol.
Sebenarnya, ketika hormon kortisol dikeluarkan dalam jumlah yang wajar, keberadaannya bisa membantu mengatur gula darah. Sebaliknya, bila kortisol yang dikeluarkan terlalu banyak dan terjadi dalam jangka waktu yang cukup lama, maka ini bisa membahayakan kesehatan.
BACA JUGA: Waspada, Kadar Hormon Insulin yang Tinggi Bisa Sebabkan Keguguran
Kaitan antara stres dan kesuburan
Hipotalamus dan hipofisis tak cuma mengatur hormon stres. Keduanya pun bertanggung jawab atas pengaturan sinyal hormon reproduksi. Hipotalamus melepaskan hormon GnRH. Lalu, hormon GnRH memberi sinyal kepada kelenjar hipofisis untuk melepaskan hormon perangsang folikel (FSH) dan hormon luteinizing (LH).
Baik hormon FSH maupun hormon LH, sama-sama merangsang pertumbuhan telur di ovarium wanita dan pertumbuhan sperma pada pria. Nah, apabila HPA hanya “sibuk” menangani stres, maka secara teori, hal ini dapat mengubah cara kerja hormon reproduksi sehingga menyebabkan ketidaksuburan.
Hubungan antara stres dan masalah kesuburan juga dibenarkan oleh dr. Reza Fahlevi dari KlikDokter. Ia menyebut bahwa ada sebuah penelitian medis tahun 2002 yang menemukan bahwa infertilitas pria dipicu oleh stres dan burn out pada pekerjaannya.
“Misalnya ada pria, stres dan depresi bisa menyebabkan disfungsi ereksi serta penurunan kualitas dan kuantitas sperma,” jelas dr. Reza.
Tak hanya itu, sejumlah penelitian pun menyebut bahwa stres pada pria juga bisa memperlambat program kehamilan pasangan. Sebab saat stres, produksi hormon testosteron dan sperma pria juga akan ikut menurun.(klikdokter)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Merasa Putus Asa? Ini 5 Cara Mengatasinya
Redaktur & Reporter : Yessy