Racun Siput Laut Bisa Mengobati Diabetes?

Kamis, 28 Maret 2019 – 19:42 WIB
Diabetes. Ilustrasi. Foto Healthaim

jpnn.com - Insulin yang berasal dari racun siput kerucut laut ternyata bisa menjadi obat diabetes. Para peneliti di University of Utah di AS mengembangkan insulin untuk mengobati diabetes kerucut siput.

"Siput ini telah mengembangkan strategi untuk memukul dan menaklukkan mangsanya dan memiliki hingga 200 senyawa berbeda, salah satunya adalah insulin," kata Helena Safavi-Hemami, asisten profesor di Universitas Utah, seperti dilansir laman India Times, Rabu (27/3).

BACA JUGA: 10 Buah ini Baik untuk Penderita Diabetes

Insulin, hormon yang diproduksi oleh pankreas untuk mengatur gula darah, terdiri dari dua segmen yang disebut rantai A dan B. Cluster B membentuk dimer dan hexamers yang memungkinkan pankreas untuk menyimpan hormon untuk digunakan nanti.

Baca juga: 10 Buah ini Baik untuk Penderita Diabetes

BACA JUGA: Pelembap Kulit Bisa Turunkan Risiko Beragam Penyakit?

Segmen ini juga diperlukan untuk mengaktifkan reseptor insulin yang memberi sinyal tubuh untuk mengambil gula dari darah. Insulin harus menjalani beberapa konversi ke decluster sebelum bisa menurunkan gula darah.

Seseorang dengan diabetes tipe 1 tidak bisa memproduksi insulin dan memerlukan suntikan setiap hari untuk mengelola gula darahnya.

BACA JUGA: Benarkah Petai Bisa Picu Asam Urat?

Baca juga: Ketahuilah, Rutin Konsumsi Telur Bisa Turunkan Risiko Penyakit Ini

Meskipun telah dilakukan penelitian selama beberapa dekade, insulin yang diproduksi terus mengandung rantai B untuk mengaktifkan reseptor untuk menurunkan gula darah, yang bisa menunda efek obat pada 3090 menit.

Para peneliti memeriksa fungsi tujuh sekuens insulin yang ditemukan dalam racun dari tiga spesies siput kerucut, Conus geographus, C tulipa, dan C kinoshitai. Tanpa diduga, setiap spesies menghasilkan insulin dengan struktur yang sedikit berbeda. Terlepas dari perbedaan ini, masing-masing insulin bekerja cepat karena tidak memiliki bagian lengket rantai B yang ditemukan dalam insulin manusia.

"Evolusi mungkin menjadi kekuatan pendorong untuk meningkatkan keragaman molekul molekul toksin yang digunakan spesies siput kerucut untuk berburu mangsa," kata Danny Hung-Chieh Chou, asisten profesor di Universitas Utah.

Tim peneliti menguji bagaimana masing-masing sekuens insulin menurunkan gula darah pada ikan zebra dan tikus. Hewan percobaan diperlakukan dengan streptozotocin untuk menginduksi gejala diabetes tipe 1 sebelum hewan diberi dosis insulin yang berbeda.

Para peneliti menemukan tiga dari sekuens insulin yang dihasilkan racun (Con-Ins T1A dari C tulipa, Con-Ins G1 dari C geographus dan Con-Ins K1 dari C kinoshitai) yang bisa menurunkan gula darah secara efektif. Menggunakan garis sel, mereka menemukan sekuens insulin siput kerucut mampu mengikat dan mengaktifkan reseptor insulin manusia, meskipun kehilangan bagian dari rantai B yang ditemukan dalam insulin manusia.

Sekuens ini, bagaimanapun, adalah 10 hingga 20 kali lebih kuat daripada insulin manusia. Setiap konfigurasi unik memberi tim peneliti templat yang sedikit berbeda untuk dipertimbangkan ketika merancang obat baru yang bisa bertindak cepat dan efektif.(fny/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Waspada, Kadar Hormon Insulin yang Tinggi Bisa Sebabkan Keguguran


Redaktur & Reporter : Fany

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler