jpnn.com - jpnn.com - Sebanyak 48,91 persen penduduk DKI Jakarta saat ini tidak mempunyai rumah atau tempat tinggal milik sendiri.
Kalau saja penduduk Jakarta sebanyak 10 juta, berarti ada 4,89 juta warga yang mengontrak atau menyewa rumah orang lain untuk dijadikan tempat tinggal.
BACA JUGA: Utang Pengembang ke Pemprov Mencapai Belasan Triliun
"Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan dan harus segera dicarikan solusinya," ujar Uchok Sky Khadafi Direktur Center Budget Analysis (CBA), Minggu (12/2).
Uchok menilai program rumah susun sewa belum menjadi solusi, karena warga tetap hanya sebagai penyewa bukan pemilik.
BACA JUGA: Bagi Guru Honorer, Naik Gaji Saja Tak Cukup
"Harusnya ada program kepemilikan rumah supaya masyarakat benar-benar bisa menjadi pemilik rumah sendiri. Walau sekecil apapun kalau itu rumah milik sendiri tentu akan jauh lebih baik daripada hanya menyewa," katanya.
Baru-baru ini Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto, mengungkapkan data sebanyak 48,91 persen penduduk Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta tidak mempunyai bangunan atau rumah atau tempat tinggal milik sendiri.
BACA JUGA: Banyak PSK Asing di Ibu Kota, Begini Reaksi FPI
"Sebanyak 48,91 persen penduduk DKI Jakarta tidak mempunyai bangunan atau rumah atau tempat tinggal sendiri," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto.
Dengan kata lain, warga yang menempati bangunan milik sendiri sebanyak 51,09 persen atau hampir berimbang dengan yang menempati bangunan bukan milik.
"Jadi perbandingannya hampir berimbang antara penduduk yang menempati rumah milik sendiri dengan yang menempati rumah yang bukan milik sendiri," kata dia.
Suhariyanto menuturkan, DKI merupakan provinsi dengan kepadatan penduduk tertinggi di Indonesia.
Pasalnya, data BPS terbitan tahun 2016 mencatat kepadatan penduduk di DKI Jakarta mencapai 15.328 jiwa per kilometer persegi (km2).
Hal itu menyebabkan tingginya permintaan akan bangunan tempat tinggal yang kemudian berimbas pada mahalnya harga rumah.
"Kondisi inilah yang menyebabkan sebagian penduduk DKI Jakarta tidak mampu untuk memiliki rumah sendiri," ucap dia.
Lebih jauh kata Suhariyanto, secara nasional persentase rumah tangga yang status kepemilikan bangunan tempat tinggalnya milik sendiri di angka 82,63 persen.
Dia menyatakan, selain DKI Jakarta, masih terdapat 18 provinsi lain yang mempunyai persentase rumah tangga dengan status kepemilikan bangunan tempat tinggal milik sendiri masih berada di bawah angka nasional.
Ketua Komisi D DPRD DKI Iman Satria mengatakan, Pemprov DKI harus bekerja keras menyediakan fasilitas tempat tinggal bagi warganya.
Menurut dia, sudah saatnya Pemprov DKI membangun rumah susun sederhana milik (rusunami), bukan berfokus memperbanyak rumah susun sederhana sewa (rusunawa).
Saat ini banyak korban penggusuran yang sebelumnya tinggal di bantaran sungai direlokasi ke rusunawa.
Selain kehilangan tempat tinggal, mereka harus mengeluarkan biaya sewa bulanan yang itu menimbulkan problem baru bagi warga miskin. (wok)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ahok Kaget Lihat Kali di Cililitan, Wow Jorok Banget...
Redaktur & Reporter : Soetomo