jpnn.com - jpnn.com - Pakar pendidikan Darmaningtyas menilai, menaikkan gaji guru honorer dan tenaga kependidikan menjadi sebuah solusi bagi persoalan pendidikan di Jakarta. Meski, kenaikan dari Rp 3,1 juta ke Rp 3,35 juta tetap belum bisa mengejar tingginya biaya hidup di ibu kota.
"Mereka (guru honorer) kan butuh menabung untuk meningkatkan ekonominya. Kalau gajinya pas-pasan kan sulit," ujar Tyas.
BACA JUGA: Anies Prioritaskan Pembangunan Akhlak
Namun, sekali lagi, sambungnya, menaikkan gaji bukan lantas menyelesaikan masalah. Menurutnya, guru honorer membutuhkan kepastian status.
Jumlah guru honorer yang berjumlah 9.578 orang, menurutnya masih sangat kurang. ”Diperlukan peningkatan jumlah guru hingga sesuai kebutuhan. Kebutuhan guru SD, SMP dan SMA harus terpenuhi," tegasnya.
BACA JUGA: 9.587 Guru Honorer DKI Naik Gaji
Dia memperkirakan, jika pemerintah DKI Jakarta tidak segera menambah jumlah PNS guru, maka pada 2020 nanti akan terjadi darurat guru PNS.
”Karena guru-guru senior sudah pensiun, sementara pengangkatan guru PNS tidak signifikan. Dalam satu kabupaten hanya 50 orang saja," pungkasnya.
BACA JUGA: Pesan Penting Mendikbud untuk Guru soal Materi USBN
Menurut data Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI Jakarta 2016, sebanyak 6.400 guru di Jakarta akan memasuki masa pensiun mulai tahun 2015-2017. (wok/dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sumber Gaji Guru Honorer Belum Jelas
Redaktur & Reporter : Adil