Ketahuilah, Indonesia Memang Lokasi Favorit Skimming

Senin, 19 Maret 2018 – 07:11 WIB
Resmob Polda Metro Jaya merilis sindikat Skimming ATM di Polda Metro Jaya, Sabtu (17/3). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Peneliti keamanan siber dari CISSREC Ibnu Dwi Cahyo menuturkan bahwa dunia perbankan di Indonesia memang cukup rawan menjadi sasaran aksi skimming (pencurian data).

Apalagi, berdasar data yang diperoleh dari kepolisian Uni Eropa, Indonesia menjadi peringkat ketujuh lokasi favorit para pelaku skimming. Dalam laporan tersebut, Indonesia dan Bali dibedakan.

BACA JUGA: Pembobolan Rekening, 2 Kelemahan Sistem Pengamanan Data

”Bali menurut Europol (kepolisian Uni Eropa) menjadi lokasi ketiga terfavorit para pelaku skimming ATM,” ujar dia kepada Jawa Pos, Minggu (18/3).

Ibnu mengungkapkan, pada 2015 ada 5.500 kasus skimming ATM di dunia. Sebanyak 1.549 kasus di antaranya terjadi di Indonesia.

BACA JUGA: Giliran Nasabah Bank Mandiri Saldonya Berkurang Misterius

Artinya, lebih dari sepertiga kejahatan skimming ada di Indonesia. Salah satu contohnya, pada 2017 dua warga Bulgaria ditangkap di Bali karena melakukan aksi skimming.

”Fakta tersebut seharusnya mendorong perbankan di tanah air untuk meningkatkan standar keamanan ATM. Baik dari operating system, hardware, sampai pada pengamanan fisik,” tutur dia.

BACA JUGA: 9 Langkah Cegah Skimming ATM

Soal pengamanan fisik seperti mesin ATM, Ibnu menilai aksi kejahatan tersebut lebih banyak dilakukan di daerah. Sebab, pengawasan lebih longgar.

Selain itu, masyarakat di daerah belum terlalu mengerti tentang skimming dan peralatan yang dipakai.

”Kalau pencuri sudah ngincer ATM di pinggiran yang sepi, memang relatif susah dikontrol,” katanya.

Terkait dengan sistem, Ibnu menjelaskan bahwa penyerangan operating system itu bisa sangat berbahaya. Dia mencontohkan kasus yang terjadi di bank sentral Bangladesh pada 2016.

Gara-gara aksi peretasan, diduga uang USD 81 miliar dipindahkan ke rekening lain oleh peretas. Berkaca pada kasus tersebut, dia berharap bank sentral dan bank pelat merah bisa lebih waspada.

”Mandiri dan BRI bank terbesar tanah air. Risikonya jauh lebih besar jaringannya sampai daerah. Apalagi, BRI ATM-nya sangat banyak dan sampai ke pelosok,” ungkap dia. (tau/jun/rin/ang)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Anggota Resmob Disebar di Beberapa Tempat


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler