Sebanyak 20 mahasiswa Indonesia yang ikut dalam progam magang di peternakan Australia pekan ini telah belajar dasar-dasar menunggang kuda sebelum diterjunkan ke peternakan di luar Kota Darwin. Sejak dimulai tahun 2012, program pertukaran ini terus memperkuat hubungan kedua negara di sektor peternakan sapi. - See more at: http://australiaplus.com/indonesian/2015-04-14/20-mahasiswa-indonesia-magang-jadi-peternak-di-australia/1436514#sthash.GqyNkkWa.dpuf Sejak dimulai tahun 2012, program pertukaran ini terus memperkuat hubungan kedua negara di sektor peternakan sapi. - See more at: http://australiaplus.com/indonesian/2015-04-14/20-mahasiswa-indonesia-magang-jadi-peternak-di-australia/1436514#sthash.GqyNkkWa.dpuf
Kehadiran 20 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi Indonesia itu terkait dengan program pertukaran yang dikelola oleh Northern Territory Cattleman Association (NTCA).
BACA JUGA: 5 Mitos di Seputar Anzac Sebagai Identitas Nasional Australi
Pengelola program pertukaran Rebecca Gowen, bersama para mahasiswa Indonesia yang magang di peternakan Australia tahun ini. (Foto: istimewa/NTCA)
Program tersebut telah berlangsung sejak tahun 2012 lalu, dan tahun 2015 ini mendatangkan jumlah mahasiswa Indonesia terbanyak.
BACA JUGA: Peneliti Sapi Australia Ingin Populerkan Jenis Senepol-Brahm
Sebelum diterjunkan ke lapangan di berbagai peternakan di wilayah Top End, para mahasiswa telah mengikuti pelatihan di Kampus Katherine milik Universitas Charles Darwin University. Kampus tersebut terletak di daerah pedalaman.
Menurut pengamatan ABC, di antara mahasiswa Indonesia ini bahkan ada yang belum pernah melihat kuda secara dekat, apalagi menungganginya.
BACA JUGA: Antibodi Manusia Kloning Diujicobakan untuk Obati Pasien HIV
Julista Kasehune dari Universitas Sam Ratulangi, Manado, misalnya mengaku selama kuliah di Indonesia ia hanya belajar teori tentang menunggang kuda.
Peserta program magang di peternakan Australia. (foto: istimewa/Indonesia Australia Pastoral Industry Student Program).
"Di kampus saya hanya belajar teorinya. Jika ingin melihat kuda, kita harus pergi agak jauh dari kampus," kata Julista kepada ABC.
"Awalnya saya agak takut. Kudanya jauh lebih besar dari saya, apa yang harus saya lakukan," ujar Julista menerangkan saat pertama kali ia belajar menunggang kuda.
"Namun kami diajari agar tetap tenang, perlakukan kuda sebagai teman sendiri, dan kuda itu akan datang sendiri," katanya lagi.
"Pelatihan praktis ini akan sangat membantu dalam penempatan kami nantinya di peternakan sapi," tambah Julista.
Ia mengatakan umumnya peternakan sapi di Indonesia tidak menggunakan kuda untuk peternaknya.
"Misalnya untuk pertenakan sapi di Sulawesi Utara, tidaklah sebesar di sini. Biasanya berupa peternakan tradisional sehingga tidak diperlukan kuda tunggangan untuk menggiring ternak," papar Julista.
Seorang mahasiswa Indonesia yang magang di peternakan Australia. (Foto: istimewa/Indonesia Australia Pastoral Industry Student Program).
Sementara Muhammad Yunizar Hadiansyah dari Universitas Padjadjaran, Bandung, menyatakan begitu senang bisa beljar menunggang kuda di sini.
"Saya belum pernah menunggang kuda sebelumnya. Ini pengalaman pertama," katanya.
"Agak sulit juga, tapi saya senang. Saya ingin menunggan kuda sambil menggiring sapi-sapi di peternakan," kata Yunizar.
Menurut catatan ABC, hubungan Australia-Indonesia di sektor perdagangan khususnya ternak sapi semakin mengalami peningkatan. Tahun 2014 misalnya Indonesia mengimpor 730 ribu ekor sapi Australia.
Program pertukaran yang mendatangkan mahasiswa Indonesia untuk diterjunkan ke berbagai peternakan dan tinggal bersama para peternak sapi Australia ditujukan untuk semakin memperkuat hubungan tersebut.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kapal Sea Shepherd Selamatkan Sejumlah ABK Indonesia