jpnn.com - UNTUK menunjang Armada Laut Kerajaan Belanda di wilayah Asia, Gubernur Jendral Van Der Capellen (1778-1848) membentuk komisi yang bertugas menyelidiki tempat dan sarana yang tepat untuk mendirikan industri perkapalan.
"Sejak 1822 observasi mulai dilakukan. Merujuk hasil penelitian komisi tersebut, Van Der Capellen menetapkan Ujung, Surabaya sebagai daerah yang memenuhi syarat," tulis buku Jejak Intel Jepang.
BACA JUGA: Pemberontakan Si Patai, Bandit Revolusioner Padang Kota
Memasuki 1849, wujud nyata proyek tersebut mulai nampak. Di Ujung sudah ada sarana perbaikan dan pemeliharaan kapal.
Seiring berjalannya waktu, sesuai dengan kemajuan teknologi pada masa itu, galangan kapal itu terus dikembangkan.
BACA JUGA: Surprise! Ulang Tahun Pertama, Tanamur Diacak-acak Geng Sartana
Setelah benar-benar rampung, galangan kapal di Ujung, Surabaya diresmikan pemerintah Belanda pada 1939 dengan nama Marine Establishment (ME).
Marine Establishment merupakan galangan kapal terbesar di Asia pada masanya. Kini, tempat itu bernama PAL. (wow/jpnn)
BACA JUGA: Di Tempat Ini Tan Malaka Kembali Muncul
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sejarah Monumen Soekarno di Pusat Kota Jepang
Redaktur : Tim Redaksi