Ketika Gubernur Jendral Van Der Capellen Memilih Surabaya...

Minggu, 20 September 2015 – 09:55 WIB
Sejumlah bangunan eks ME, galangan kapal terbesar di Asia masih digunakan oleh PT. PAL Surabaya. Foto: Wenri Wanhar/JPNN.com.

jpnn.com - UNTUK menunjang Armada Laut Kerajaan Belanda di wilayah Asia, Gubernur Jendral Van Der Capellen (1778-1848) membentuk komisi yang bertugas menyelidiki tempat dan sarana yang tepat untuk mendirikan industri perkapalan.

"Sejak 1822 observasi mulai dilakukan. Merujuk hasil penelitian komisi tersebut, Van Der Capellen menetapkan Ujung, Surabaya sebagai daerah yang memenuhi syarat," tulis buku Jejak Intel Jepang.

BACA JUGA: Pemberontakan Si Patai, Bandit Revolusioner Padang Kota

Memasuki 1849, wujud nyata proyek tersebut mulai nampak. Di Ujung sudah ada sarana perbaikan dan pemeliharaan kapal. 

Seiring berjalannya waktu, sesuai dengan kemajuan teknologi pada masa itu, galangan kapal itu terus dikembangkan.   

BACA JUGA: Surprise! Ulang Tahun Pertama, Tanamur Diacak-acak Geng Sartana

Setelah benar-benar rampung, galangan kapal di Ujung, Surabaya diresmikan pemerintah Belanda pada 1939 dengan nama Marine Establishment (ME).

Marine Establishment merupakan galangan kapal terbesar di Asia pada masanya. Kini, tempat itu bernama PAL. (wow/jpnn)

BACA JUGA: Di Tempat Ini Tan Malaka Kembali Muncul

(Baca: Sejarah Galangan Kapal Terbesar Di Asia (2)Digertak Jepang, Galangan Kapal Terbesar di Asia itu Ditutup Belanda)

(Baca: Sejarah Galangan Kapal Terbesar Di Asia (3)Galangan Kapal Terbesar di Asia Itu Direbut Jepang)

(Baca: Sejarah Galangan Kapal Terbesar Di Asia (4)Dari Belanda ke Jepang, Galangan Kapal Terbesar Itu Dikuasai Republiken)

(Baca: Sejarah Galangan Kapal Terbesar Di Asia (5/habis)Bukan Pindad! Inilah Kisah Pabrik Senjata Pertama…)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sejarah Monumen Soekarno di Pusat Kota Jepang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler