jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mengenang sosok Jenderal TNI (Purn) Wismoyo Arismunandar yang meninggal dunia di RS Pondok Indah, Jakarta, Kamis (28/1), karena sakit.
Bagi Prabowo, almarhum Jenderal Wismoyo yang pernah menjadi Kepala Staf TNI AD itu merupakan gurunya di militer.
BACA JUGA: Berita Duka, Jenderal TNI (Purn) Wismoyo Arismunandar Meninggal Dunia
"Beliau adalah salah satu guru saya di TNI," ucap Prabowo dalam rilis yang disampaikan melalui Juru Bicara Kementerian Pertahanan, Dahniel Simanjuntak, di Jakarta, Kamis.
Dijelaskan bahwa Prabowo sudah mengenal mantan ketua KONI Pusat itu ketika masuk Kopassandha (Komando Pasukan Sandhi Yudha).
BACA JUGA: Diberondong Lukas dengan Tembakan, Indriati Lolos, Minta Pertolongan ke Markas Brimob
Saat itu, Jenderal Wismoyo menjabat sebagai Wakil Asisten Pengamanan Danjen Kopassandha berpangkat letnan kolonel. Sedangkan Prabowo berpangkat letnan dua.
Kedua tokoh TNI AD itu sama-sama berasal korps infanteri, sama-sama dari Lembah Tidar, dan sama-sama berkarir baik di Kopassandha yang kemudian berganti nama menjadi Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD.
BACA JUGA: Dilaporkan ke Bareskrim, Abu Janda Sebut Nama Habib Rizieq dan FPI
Bedanya, Prabowo adalah tamatan Akademi Militer pada tahun 1974 dan Wismoyo tamatan Akademi Militer Nasional pada tahun 1963.
Kampus pendidikan TNI AD, tempat para kadet (lalu disebut taruna) itu dilatih, dibentuk, dan dididik itu memang sempat bersalin nama beberapa kali hingga akhirnya menjadi Akademi Militer sejak 1984.
Sebagai gurunya di TNI, Jenderal Wismoyo mengajarkan banyak hal kepada Prabowo yang pernah menjabat Danjen Kopassus TNI AD.
"Beliau banyak mengajarkan nilai-nilai penting kepada saya saat di TNI, beberapa filosofi yang selalu beliau sampaikan kepada saya dan sampai sekarang saya pakai adalah: "Disiplin adalah napasku, kesetiaan adalah jiwaku, kehormatan adalah segala-galanya," tutur Prabowo.
Prabowo pun mengenang kejadian yang pernah dialami bersama-sama dengan almarhum Jenderal Wismoyo Arismunandar. Momentum ketika mereka terlibat latihan perang.
"Pernah suatu saat, kami, pasukan beliau, hendak melakukan latihan terjun payung di Lampung. Beliau tetap mau ikut, padahal lutut beliau sedang cedera saat itu," ungkap Prabowo.
Akhirnya, kata dia, disiasati agar Jenderal Wismoyo diarahkan terjun dan mendarat ke arah danau supaya luka di lututnya tidak makin parah.
"Bagi kami lebih baik beliau basah kuyup masuk danau ketimbang luka lututnya bertambah parah. Beliau selalu memberi teladan," sambung mantan Capres RI ini.
Peristiwa lain yang berkesan bagi Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra ini adalah ketika dirinya hendak berangkat operasi pertama sebagai komandan kompi di akhir Oktober 1978.
Malam itu, pada pukul 20.00 WIB sebelum take off pukul 04.00 WIB dari Bandara Halim Perdana Kusuma, Wismoyo mendadak memanggil Prabowo.
"Beliau menanyakan persiapan saya yang akan menjalankan operasi. Saya menjelaskan semua peralatan sudah siap, mulai dari senjata, peluru, kompas hingga obat-obatan," beber Prabowo.
Namun, lanjut mantan Panglima Kostrad ini, Jenderal Wismoyo masih bertanya. Apalagi yang harus dipersiapkan? Pertanyaan itu menurutnya sempat beberapa kali diulangi meski Prabowo sudah menjawab.
Setelah bolak-balik bertanya, dan Prabowo menjawab, barulah Wismoyo menjelaskan maksud pertanyaannya.
"Beliau menjelaskan bahwa saya masih muda, bertanggung jawab atas 100 nyawa pasukan, dan akan menghadapi bahaya maut," kenang Prabowo.
"Oleh karena itu, beliau mengingatkan saya untuk dekat kepada Tuhan, Allah SWT. Barulah saya paham pertanyaan beliau," tutur Menhan kelahiran Jakarta, 17 Oktober 1951 ini.
Tidak berhenti di situ, Jenderal Wismoyo ketika itu langsung masuk ke dalam kamar untuk mengambil sebuah bungkusan.
"Saat keluar beliau membawa bungkusan dan diberikan kepada saya. Dan, isi bungkusan tersebut adalah sajadah. Beliau meminta saya menaruh sajadah itu dalam ransel saya selama bertugas," ungkap Prabowo.
Wismoyo Arismunandar lahir di Bondowoso, Jawa Timur, pada tanggal 10 Februari 1940, dan meninggal dunia di Jakarta pada tanggal 28 Januari 2021.
Dia menjadi Kepala Staf TNI AD pada 1993-1995 dan beberapa tahun sebelumnya menjadi Komandan Jenderal Komando Pasukan Sandhi Yudha menggantikan Brigadir Jenderal TNI (Purn.) Yogie S. Memet dan dia digantikan Brigadir Jenderal TNI (Purn.) Sintong Panjaitan.
Pada upacara pelepasan jenazah di rumah pribadinya, kawasan Bambu Apus, Jakarta Timur, Kepala Staf TNI AD Jenderal TNI Andika Perkasa menjadi inspektur upacara pada upacara kehormatan itu sebagai pemberangkatannya secara militer ke peristirahatan abadinya.(antara/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam