Ketika Lagu Begadang Bang Rhoma Irama Menjadi Penting

Sabtu, 21 Juli 2018 – 21:39 WIB
Ilustrasi. (Foto: pixabay/Jpnn)

jpnn.com - Kita telah sering membicarakan pentingnya tidur dan efeknya pada kesehatan mental, bahkan Rhoma Irama sudah mengingatkan dalam lagunya "Begadang" sejak 1973 silam.

Penelitian terbaru menyatakan bahwa berpegang pada ritme harian yang normal bisa menjadi salah satu kunci bagi kesehatan mental Anda.

BACA JUGA: Vicky Rhoma jadi Caleg PAN, Raja Dangdut Siapkan 3 Konser

Gangguan pada jam internal tubuh Anda atau ritme sirkadian juga dikaitkan dengan kebahagiaan dan kepuasan kesehatan yang lebih rendah dan fungsi kognitif yang lebih buruk, ungkap sebuah penelitian yang diterbitkan oleh The Lancet Psychiatry.

Itu karena jam biologis 24 jam Anda bertanggung jawab atas fungsi fisiologis dan perilaku dari suhu tubuh Anda hingga ke kebiasaan makan Anda.

BACA JUGA: Jangan Sering Begadang, Ini Bahayanya Bagi Kesehatan

Gangguan pada jam tubuh Anda, karena tidak aktif di siang hari atau aktivitas yang meningkat selama malam hari bisa mengakibatkan ketidakstabilan suasana hati, kesepian dan kondisi seperti depresi.

"Temuan kami menunjukkan ada hubungan antara perubahan ritme sirkadian harian dan gangguan mood dan kesejahteraan," kata penulis utama studi, Laura Lyall dari Universitas Glasgow, seperti dilansir laman India Times, Kamis (19/7).

BACA JUGA: Stres Bisa Menurunkan Kualitas Kesehatan Mata?

"Studi ini memperkuat gagasan bahwa gangguan mood berhubungan dengan ritme sirkadian yang terganggu dan kami memberikan bukti bahwa ritme aktivitas-istirahat yang berubah juga terkait dengan kesejahteraan subjektif yang lebih buruk dan kemampuan kognitif," tambah Lyall.

Studi ini mengukur waktu istirahat dan aktif para peserta yang juga disebut amplitudo relatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang dengan amplitudo relatif lebih rendah memiliki peluang lebih besar untuk melaporkan riwayat depresi berat atau gangguan bipolar seumur hidup.

Amplitudo relatif yang lebih rendah juga terkait dengan ketidakstabilan mood yang lebih besar, skor neurotisisme yang lebih tinggi, kesepian yang lebih subjektif, kebahagiaan yang lebih rendah dan kepuasan kesehatan dan waktu reaksi yang lebih lambat.

"Temuan itu bersifat observasional, bukan sebab dan akibat dan tidak bisa memberi tahu kita apakah gangguan suasana hati dan mengurangi kesejahteraan bisa menyebabkan pola aktivitas istirahat terganggu atau apakah terganggunya ritme sirkadian membuat orang rentan terhadap gangguan mood," jelas Lyall.

Lyall juga mencatat bahwa ritme aktivitas-istirahat berbeda untuk orang dewasa yang lebih muda dan lebih tua.

Jadi, hubungan antara ritme harian dan kesehatan mental bisa berbeda pada setiap usia. (fny/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hobi Begadang Nonton Piala Dunia Bikin Gampang Sakit?


Redaktur & Reporter : Fany

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler