jpnn.com - DESTINASI wisata Pantai Poturua di Kecamatan Watubangga Kabupaten Kolaka semakin popular. Lokasi ini terkenal karena ribuan kelelawar bersarang pada pohon pinus yang ada di pantai. Lokasi itu juga dikenal dengan nama Pantai Kelelawar. Masyarakat sekitar meyakini, jika kelelawar tersebut menghilang dalam beberapa hari, pertanda akan ada bencana besar.
Zulfadli Nur-Kolaka
BACA JUGA: Joey Alexander, Bubi Chen, dan Dejavu yang Sulit Terulang
Berbagai tanda alam terdeteksi melalui perilaku hewan atau binatang yang ada di sekitarnya. Sebelum ada Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), masyarakat hanya mendeteksi hujan akan turun saat suara-suara kodok mulai ribut.
Begitu juga kondisi di Pantai Kelelawar, Kolaka. Masyarakat masih meyakini sampai saat ini bahwa, jika ribuan kelelawar yang ada di pohon pinus sekitar pantai menghilang tiba-tiba, mereka pun cukup waswas. Mereka yakin jika akan datang sebuah bencana di daerah tersebut. Entah banjir atau bencana alam lainnya.
BACA JUGA: Beginilah Kesibukan Para Pemburu Gerhana Matahari
Penjaga Pantai Poturua, Sukri mengungkapkan, ribuan kelelawar itu sudah menghuni pohon-pohon di sekitar pantai sejak puluhan tahun silam. Hanya saja, ia tidak mengetahui persis tepatnya tahun berapa kelelawar itu mulai bermukim di pantai itu. Ia juga tidak mengetahui darimana kelelawar itu berasal. Tetapi menurut Sukri, kelelawar itu dapat menjadi peringatan bagi warga desa setempat jika akan terjadi musibah.
"Kelelawar itu bisa jadi tanda bagi kami. Kalau sebagian besar kelelawar itu pergi, berarti akan ada bencana di Watubangga seperti banjir, perselingkuhan, wabah penyakit atau ada orang yang mau meninggal," ungkap Sukri.
BACA JUGA: Tentang Kegigihan, Keikhlasan, dan Impian Polisi Hebat Itu
Sukri bercerita, kelelawar itu pernah tiba-tiba berkurang drastis. Setelah beberapa hari kemudian, terjadi banjir. Selain itu, kejadian itu juga menjadi tanda bahwa adanya pertengkaran dalam rumah tangga yang berakhir pada perceraian.
"Biasanya juga, kalau itu kelelawar pergi, berarti ada yang mau cerai karena persoalan perselingkuhan," ujarnya. Secara ilmiah sangat tidak rasional jika ada pasangan yang akan bercerai karena faktor perselingkuhan dapat diketahui dari perilaku kelelawar itu. Namun Sukri sangat meyakininya.
Pantai Poturua terletak di sebelah selatan Kabupaten Kolaka, tepatnya di Desa Watubangga Kecamatan Watubangga. Jarak dari ibu kota Kolaka sekitar 70 kilometer. Sedangkan jarak dari Bandara Sangia Nibandera hanya 15 kilometer. Luas lokasi wisata kurang lebih 5,8 hektar. Berbagai fasilitas disiapkan bagi pengunjung yang ingin menikmati pantai tersebut.
Di sekitar pantai terdapat pohon pinus, akasia dan kayu angin yang berjejer rapi. Pohon-pohon itu merupakan tempat ribuan kelelawar hinggap. Kelelawar itu beraktivitas di siang hari. Pengendara yang baru melintas di lokasi pantai akan dibuat tercengang oleh keriuhan ribuan kelelawar.
Dalam bahasa Mekongga, Poturua berarti tempat tidur. Nama itu berasal dari sejarah bahwa pantai Poturua merupakan tempat persinggahan dan menginap oleh pejalan kaki yang melakukan perjalanan baik ke arah Mekongga maupun Moronene. Nama lain dari pantai Poturua adalah Watubangga yang berasal dari batu yang menyerupai perahu yang konon menurut masyarakat merupakan tempat terdamparnya perahu bajak laut.
Pengunjung pantai Poturua ramai di akhiri pekan. Wisatawan tidak hanya dari Kabupaten Kolaka, tetapi juga dari luar daerah seperti Bombana dan Kendari. Peningkatan drastis jumlah wisatawan terjadi pada hari raya dan tahun baru. "Kalau hari Sabtu-Minggu tidak terlalu banyak yang datang. Tapi kalau lebaran atau tahun baru itu bisa ribuan orang yang datang," kata Sukri.
Salah seorang pengunjung yang berasal dari Bombana, Yudi mengaku sering menghabiskan waktunya bersama teman-temannya berakhir pekan di Pantai Poturua. Pantai tersebut dinilai sangat sejuk. "Kita biasa disini kumpul-kumpul minimal satu bulan sekali," katanya.
Ardi, pengunjung yang lain mengaku sengaja datang ke Watubangga hanya untuk melihat kelelawar yang beraktivitas di siang hari. Menurutnya, hal seperti itu jarang dijumpai. "Saya baru pertama kali ke sini. Saya sengaja datang jalan-jalan karena penasaran apa betul ada kelelawar yang terbang di pantai siang-siang," akunya. (*/c)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gubernur Ganteng Itu jadi Pusat Perhatian Ibu-ibu di Istana
Redaktur : Tim Redaksi