Ketika Suami Menjadi Korban KDRT dari Istri Berperangai Suka Menggigit

Kamis, 27 Juli 2017 – 04:41 WIB
Ketika Suami Menjadi Korban KDRT dari Istri Berperangai Suka Menggigit. Ilustrasi Fajar/Radar Surabaya/JPNN.com

jpnn.com, SURABAYA - Dunia seolah menjadi terbalik dalam kehidupan rumah tangga Donjuan, 24, warga asli Tanah Merah, Surabaya Jawa Timur.

Biasanya istri yang menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), tapi tidak bagi Donjuan.

BACA JUGA: Tak Diambilkan Air Minum, Gelas Bisa Melayang

Istrinya, Sephia, 20 malah yang berperangai ringan tangan. Karenanya, Donjuan sering digigit dan ditendang.

================================
Umi Hany Akasah - Radar Surabaya
================================

BACA JUGA: Hidup Bergantung dari Mertua, Mau Dicerai, Kini Bersimpuh Memohon Maaf

Cinta Donjuan kepada Sephia bukan berdasarkan sayang, namun lebih pada harta.

Dengan janji akan diberikan semua fasilitas rumah, Donjuan mau menikahi Sephia pada Agustus 2015 lalu.

BACA JUGA: Suami Keluar Masuk Sampai 15 Kali, Sakit Hati, Istri Gugat Cerai

”Pikirku enak duwe mertua kaya raya. Soale semua kakakku dapat yang mertua kaya raya, tapi enake istri mereka normal. Lha ini aku apes,” kata Donjuan dengan penuh penyesalan di sela-sela sidang gugatan cerainya di pengadilan Agama (PA), Klas 1A Surabaya, Selasa (25/7).

Menikah di usia muda, bagi Donjuan waktu itu membuatnya minder. Apalagi, banyak teman-temannya yang melanjutkan kuliah bahkan bekerja di bengkel-bengkel ternama di Surabaya.

Akan tetapi, Donjuan akhirnya memilih menikah saja karena melihat peluang kekayaan si mertua. Terlebih, kedua orang tua Donjuan dan Sephia juga bersahabat sejak kecil.

”Pikirku nasibku bakal kayak kakak-kakak dan bapak ibuku. Dapat mertua kaya dan tinggal melanjutkan bisnisnya. Tapi, ndilalah kok malah istriku gak waras. Ini aku lebam dipukul istri,” kata pria berlogat Madura itu.

Bak pemain tinju, sang istri bisa sewaktu-waktu meninju bahkan menghajar dirinya habis-habisan.

Biasanya itu dilakukan saat Donjuan sedang menelepon saudara-saudaranya dengan suara keras.

”Logat saya ini begini. Denger suara telepon sering enggak denger, makanya ngomongnya keras,” kata dia.

Saat asyik telepon, istrinya langsung mengambil telepon di gengamannya. Pertengkaran terjadi.

Donjuan kalah karena istrinya mengerahkan seluruh kemampuannya, dari kemampun gigi dengan menggigit tangan Donjuan, kekuatan kuku dengan cara menjambak rambut dan mencakar sekujur tubuhnya.Kekuatan tangan dan kakinya juga dikerahkan demi memenangi ‘pertandingan’ itu.

Aksi Sephia kian menjadi jika komunikasi di antara keduanya tidak nyambung. Apalagi istrinya mengidap autis.

”Mau ngelawan agak takut soale di rumah mertua. Ending-nya saya ketakutan dan mertua justru marah-marah sama saya,” kata bapak satu anak itu.

Setelah berkeluh kesah, Donjuan akhirnya meminta izin untuk bercerai dengan istrinya kepada mertuanya.

Awalnya ditolak, namun sang mertua mulai sadar dengan syarat ia tetap membantu bisnis kayu dan bengkel mertuanya. Sedangkan, Sephia sampai saat ini masih penanganan psikiater.

”Nunggu hasilnya dulu, kalau dia bisa tenang dengan terus konsumsi obat ya saya pertahankan. Ya untung anakku enggak autis juga,” pungkasnya. (sb/han/jek/JPR/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lemah Iman Hadapi Wanita Berambut Basah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler