jpnn.com - APA yang sedang diperbuat Bung Karno ketika "anak-anak bandel" di Jakarta mempersiapkan, menggelar kongres, merumuskan dan memproklamirkan Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928?
=======
BACA JUGA: MENCEKAM...Dalam Suasana Seperti ini Sumpah Pemuda Dilahirkan
Wenri Wanhar - Jawa Pos National Network
=======
BACA JUGA: Niat Meliput Kongres, WR Supratman Malah Jadi Bintang Sumpah Pemuda
Mencuplik cerita langsung dari Bung Karno, sebagaimana dikisahkan Cindy Adams dalam buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, dirinya "tak ketinggalan mendukung sumpah khidmat Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa. Di tahun 1928 itu untuk pertamakali kami menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya."
I Gede Sandra, peneliti dari Lingkar Studi Perjuangan (LSP), dan juga dosen di Universitas Bung Karno (UBK) yang pernah meneliti Soekarnografi, Soekarnoisasi dan Soekarnoisme, mengatakan bahwa ada sumber sejarah yang menyebut Si Bung hadir di Kramat 106 ketika Kongres Pemuda II yang merumuskan Sumpah Pemuda.
BACA JUGA: Bahan Pengawet Jasad Firaun Ternyata dari Sumatera
"Bung Karno yang hari itu berusia 27 tahun adalah ketua Partai Nasional Indonesia. Meski tidak terlalu berlama, dia sempat datang dan duduk di belakang menyaksikan para aktivis pemuda dan mahasiswa berkongres."
Bung Karno sendiri, tahun 1928 itu menyebut…"Aku menganggap diriku sebagai seorang pemberontak!"
Dia memang baru saja mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI), 4 Juli 1927 di Bandung. PNI merupakan partai politik kedua yang menggunakan nama Indonesia setelah Partai Komunis Indonesia (PKI). Dan PNI dia dirikan setelah PKI disikat penguasa kolonial.
"PNI kuanggap sebagai tentara pemberontak," katanya sebagaimana dikisahkan Cindy Adams.
"Tahun 1928 adalah masa propaganda dan pidato. Kubagi Bandung dalam wilayah-wilayah politik: Bandung Utara, Bandung Selatan, Timur, Barat, Tengah, daerah pinggiran dan sebagainya. Aku berpidato di masing-masing wilayah itu sekali dalam seminggu. Mereka menjuluki aku Singa Podium," sambungnya.
Tak ada pengeras suara. "Karena itu aku harus berteriak sampai suaraku parau," kenang Bung Karno.
Lalu apa pandangan proklamator tentang peristiwa 28 Oktober 1928?
Sekian tahun kemudian, pada 28 Oktober 1963, dalam pidato yang diberinya judul Warisilah Api Sumpah Pemuda, Bung Karno menyeru…
Dengan diikrarkannya Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928, maka sudah tidak ada lagi ide kesukuan atau ide kepulauan atau propinsi atau ide federalisme. Daerah-daerah adalah bagian-bagian yang tak bisa dipisah-pisahkan dari satu tubuh, yaitu tanah air Indonesia, bangsa Indonesia, dan bahasa Indonesia.
Sumpah Pemuda adalah ide persatuan dan kesatuan bangsa, kesatuan tanah air Indonesia, dan kesatuan bahasa. Sumpah Pemuda adalah ide kebangsaan Indonesia yang bulat dan bersatu. Warisilah Api Sumpah Pemuda. (wow/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dokumen Penting! Inilah Undangan Menghadiri Rapat yang Melahirkan Sumpah Pemuda
Redaktur : Tim Redaksi