jpnn.com, JAKARTA - Ketua Badan Anggaran DPR RI MH Said Abdullah angkat bicara perihal tapering off atau pengetatan moneter yang akan dilakukan oleh The Fed.
Kuat berhembus kabar bahwa rencana tersebut akan terjadi pada Oktober 2021.
BACA JUGA: Ekonom Cium Gelagat Kuat Tapering Off The Fed Terjadi 2022, Bisa Gawat!
"Bila ekonomi Amerika Serikat menunjukkan perbaikan hal itu akan dilakukan, pemerintah perlu mengantisipasi kebijakan tapering off," ujar Said Abdullah seperti dikutip dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat (6/8).
Said mengungkapkan ada konsekuensi serius jika pemulihan ekonomi AS terjadi, karena mendorong kemungkinan capital outflow pada pasar keuangan Indonesia.
BACA JUGA: Ngeri! Ini yang Akan Terjadi Jika Tapering Off The Fed Terlaksana 2022
"Konsekuensinya akan menekan rupiah," beber Said Abdullaah.
Kendati demikian, ada peluangnya potensi ekspor akan meningkat, sebab AS adalah pasar ekspor tradisional.
BACA JUGA: BI Ramalkan Tapering Off The Fed, Indonesia Siap-siap
"Total ekspor kita ke AS pada tahun 2021 sebesar 12 persen," kata dia.
Wakil Gubernur bank sentral AS, the Federal Reserve (Fed) Richard Clarida menyatakan kebijakan suku bunga rendah hanya akan bertahan hingga akhir tahun depan.
Menurut dia The Fed mempertimbangkan untuk mulai diperketat suku bunga pada awal tahun 2023.
"Kondisi yang diperlukan untuk menaikkan kisaran target untuk suku bunga dana federal akan terpenuhi pada akhir tahun 2022,” kata Richard saat hadir dalam sebuah webinar rabu malam yang lalu.
Kendati demikian, langkah tapering off akan lebih dulu dilakukan dengan mengurangi pembelian obligasi pemerintah. Hal ini juga sudah disampaikan oleh Dewan Gubernur Fed Christpher Waller awal minggu ini.
Waller mengatakan The Fed akan mengurangi pembelian obligasi pemerintah mulai Oktober mendatang. Langkah ini akan dilakukan apabila laporan ketenagakerjaan pada Agustus dan September menunjukkan pertumbuhan dalam kisaran 800 ribu.
Menurut Waller capaian itu mendekati level saat prapandemi dan memenuhi tolok ukur The Fed untuk mulai mengetatkan kebijakan. (mcr10/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Elvi Robia