jpnn.com - JAKARTA - Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI) Kamaruddin Amin mengaku banyak mendapatkan titipan PR dari Mohammad Nuh.
Diketahui, Mohammad Nuh merupakan ketua BWI dua periode, yang dinilai concern meningkatkan pengelolaan wakaf khususnya wakaf uang.
BACA JUGA: Wakaf Bisa Jadi Instrumen Membantu Prabowo Menyukseskan Program Makan Bergizi Gratis
Kamaruddin menyebutkan nilai aset wakaf yang ada di tanah air mencapai sekitar Rp 2.000 triliun.
Potensi wakaf uang di Indonesia bisa mencapai Rp180 triliun, tetapi yang terealisasi baru mencapai Rp 2,3 triliun pada tahun lalu.
"Pak Nuh salah satunya menitipkan wakaf uang kepada saya untuk dilanjutkan pada periode kepemimpinan saya," kata Kamaruddin Amin dalam media gathering BWI baru-baru ini.
BACA JUGA: Potensi Wakaf Uang di Indonesia Rp 180 Triliun per Tahun, tetapi Belum Terserap Secara MaksimalÂ
Kamaruddin mengatakan ada sejumlah tantangan yang dihadapi untuk mengelola wakaf di Indonesia sebagai negera dengan jumlah Muslim terbesar di dunia.
Salah satunya adalah bagaimana cara melakukan kapitalisasi semua aset-aset tersebut sehingga bisa bermanfaat bagi masyarakat.
BACA JUGA: Pimpinan MPR Dukung Peluncuran Gerakan Nasional Wakaf Uang
"Ini menjadi energi baru, semangat baru mengelola aset wakaf yang ada sehingga bisa bernilai ekonomis dan ibadah juga," ungkapnya.
Di sisi lain, banyak masyarakat yang belum memahami secara utuh tentang wakaf. Oleh karena itu, diperlukan sosialisasi serta memperkuat literasi masyarakat tentang wakaf ini.
"Oleh karena itu, kami juga butuh media sebagai ujung tombak penyampai informasi," ucap Kamaruddin yang juga Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama.
Dia mengatakan salah satu penyebab masih minimnya realisasi wakaf uang di Indonesia, karena literasi masyarakat masih rendah. Namun, lanjut dia, sekarang sudah mulai banyak masyarakat yang ingin tahu soal wakaf.
Oleh karena itu, BWI dan Kemenag terus menggencarkan edukasi kepada masyarakat.
Sampai saat ini, sumber wakaf terbanyak ialah tanah, yakni sekitar 450 ribu. Tanah-tanah wakaf ini ada yang produktif dan non-produktif.
"Ini jadi tugas BWI untuk memproduktifkan tanah-tanah wakaf tersebut agar bisa memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat, " ucapnya.
Dia menambahkan dari 450 ribu tanah wakaf, baru 53 persen yang besertifikat. BWI dan Kemenag pun menggencarkan pembuatan sertifikat tanah dengan menggandeng Kementerian ATR dan BPN.
Tercatat pada 2023 sebanyak 26 ribuan tanah wakaf yang diberikan sertifikat. Selain itu, itu setiap tahunnya paling sedikit 20 ribu tanah wakaf yang diberikan sertifikat.
"Sebelum bekerja sama dengan Kementerian ATR BPN, sertifikat tanah hanya 7 ribu per tahun. Sekarang 20 ribu sampai 26 ribu sertifikat tanah yang diterbitkan, " terangnya.
Memang, kata Kamaruddin, banyak tanah wakaf diperuntukkan bagi tempat ibadah.
Namun, terdapat 9,9 persen dari 450 ribu tanah wakaf berpotensi ekonomis. (esy/jpnn)
Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Mesyia Muhammad