Ketua DPD Mengingatkan Tidak Boleh Ada Drama Bisnis Vaksin

Jumat, 02 April 2021 – 16:25 WIB
Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti. Foto: Humas DPD RI

jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti mengingatkan semua pihak tidak main-main dalam program vaksinasi Covid-19 untuk menciptakan kekebalan kelompok di masa pandemi Covid-19.

"Masyarakat jangan disuguhi drama keributan mengenai vaksin agar semua berjalan kondusif," kata LaNyalla dalam keterangan resminya, Jumat (2/4).

BACA JUGA: Ledia PKS Ingatkan Pemerintah, Vaksin Covid-19 Jangan Dijadikan Lahan Bisnis

Senator dari Dapil Jawa Timur itu melanjutkan kebutuhan vaksin untuk menciptakan kekebalan tubuh masyarakat saat ini telah menjadi prioritas. Menurut dia, hal ini mengingat belum diketahui kapan pandemi Covid-19 akan berakhir.

Mantan ketua umum Kadin Jawa Timur itu menambahkan sering kali situasi seperti ini dimanfaatkan untuk kepentingan bisnis. "Contohnya seperti bisnis PCR (polymerase chain reaction) yang sudah memberatkan masyarakat," kata LaNyalla.

BACA JUGA: Ganjar Beber Rahasia Gaya Komunikasi Efektif Mengajak Lansia Ikut Vaksinasi Covid-19

Dia meminta semua pihak bekerja sama dalam program vaksinasi. Selain itu, LaNyalla mengingatkan supaya data penerima vaksin harus transparan.

"Masyarakat masih kebingungan dengan data vaksinasi, sebab yang mengadukan terdaftar di dua instansi. Misalnya di tingkat RT didaftarkan, di kantor juga didaftarkan," papar LaNyalla.

BACA JUGA: Pendaftaran PPPK 2021: LaNyalla Ikut Bersuara soal Formasi Guru Agama

Alumnus Universitas Brawijaya Malang itu meminta data tersebut disinkronkan secara transparan agar mereka yang berhak menerima vaksin bisa mendapatkanya.

"Jangan sampai ada double penerima vaksin yang pada akhirnya banyak kelebihan sisa. Tentu hal tersebut menjadi potensi untuk disalahgunakan, utamanya dalam bisnis vaksin," paparnya.

Sebagaimana diketahui, pemerintah telah merancang peta jalan pemberian vaksin Covid-19.

Masyarakat dan pelaku ekonomi masuk dalam pemberian vaksin tahap ketiga, setelah pekerja sektor publik dan lanjut usia. (*/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler