jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPR Bambang Soesatyo mengatakan pemerintah dan parlemen perlu merumuskan berbagai inisiatif baru untuk menyiasati periode ketidakpastian global yang semakin meningkat. Hal ini akibat potensi rusaknya sistem dan mekanisme perdagangan dunia, sebagai ekses dari perang dagang Amerika Serikat dengan Tiongkok.
Oleh karena itu, Bambang meminta TNI dan Polri harus memastikan terjaganya stabilitas keamanan nasional dan ketertiban umum.
BACA JUGA: Penetapan 1 Syawal 5 Juni, DPR: Ini Suatu Prestasi Baik, Semoga Dilanjutkan
Menurut Bambang, inisiatif baru atau kebijakan antisipatif diperlukan agar ekses perang dagang itu tidak menimbulkan kerusakan serius di dalam negeri.
BACA JUGA: Trump Ancam Luncurkan Perang Dagang dengan Meksiko
BACA JUGA: Bamsoet Dorong PSSI Segera Pilih Ketum Definitif
“Oleh karena itu, pemerintah dan DPR tidak boleh pasif. Sebab, bisa dipastikan bahwa kinerja ekspor akan melemah sehingga defisit neraca perdagangan bisa berkepanjangan," katanya, Minggu (9/6).
Menurutnya, laju ekspor sejumlah komoditas unggulan Indonesia seperti minyak sawit mentah atau CPO (crude palm oil) dan karet, tidak akan mulus lagi. Pada saat yang sama, ada potensi pasar Indonesia yang besar akan dibanjiri produk impor. Salah satunya adalah produk baja dari Tiongkok. Dampak ikutan lainnya adalah meningkatnya permintaan valuta asing akibat tingginya volume impor.
BACA JUGA: Ketua DPR: Serangan-Serangan Itu Dilakukan oleh Kelompok yang Marah Pada Polri
"Tingginya permintaan valuta asing berpotensi mendepresiasi rupiah," ujar Bambang mengingatkan.
Legislator Partai Golkar yang karib disapa Bamsoet ini mengingatkan berbagai kemungkinan buruk itu harus diantisipasi. Pemerintah dan DPR harus bersiasat agar ketidakpastian global itu tidak menimbulkan kerusakan serius. “Untuk itu, negara harus kondusif," tegasnya.
Apalagi, lanjut dia, Indonesia memiliki modal dasar yang cukup mumpuni untuk menghadapi karut marut perdagangan global itu. Indonesia masih sangat potensial menarik investasi asing. Pembangunan infrastruktur yang merata di semua daerah juga dapat merangsang investor lokal untuk berbisnis.
Motor pertumbuhan lainnya adalah konsumsi masyarakat yang akan diupayakan tetap tinggi oleh pemerintah. Semua itu masih ditambah lagi dengan naiknya tingkat keyakinan komunitas pebisnis mancanegara, sebagaimana tercermin dari pernyataan tiga lembaga pemeringkat internasional, yakni Standard and Poor's atau S&P Global Rating, Fitch Ratings dan Moody’s.
Modal dasar itu bisa dieksploitasi untuk mempertebal daya tahan ekonomi nasional. "Syarat utamanya adalah terjaganya stabilitas keamanan nasional, ketertiban umum dan terjaganya stabilitas politik," tuntas Bamsoet.(boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pesan Ketua DPR untuk Pengusaha soal THR Pekerja
Redaktur & Reporter : Boy