Ketua DPR: Serangan-Serangan Itu Dilakukan oleh Kelompok yang Marah Pada Polri

Selasa, 28 Mei 2019 – 10:15 WIB
Ketua DPR RI Bambang Soesatyo. Foto: DPR

jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPR RI Bambang Soesatyo meminta generasi muda tidak hanya siap bertanding, tetapi juga harus siap bersanding manakala kalah dalam permainan di semua tingkatan mulai pilkades, pilkada hingga pilpres.

Kepala Badan Bela Negara FKPPI itu juga mengingatkan Polri agar lebih bijaksana dalam menangani aksi unjuk rasa.

BACA JUGA: Pesan Ketua DPR untuk Pengusaha soal THR Pekerja

Dengan demikian, Polri tidak selalu menjadi target serangan atau pelampiasan amarah sejumlah orang.

BACA JUGA: Bamsoet Berharap Tidak Ada Lagi Korban Kerusuhan

BACA JUGA: Tol Satu Arah, Intan Sepakat dengan Kemenhub

“Dari kecenderungan itu, saya mendorong pimpinan Polri mencermati dan mendalami kasus-kasus serangan terhadap anggota dan sejumlah objek milik Polri. Respons terukur Polri terhadap kecenderungan tersebut perlu untuk menjaga moral prajurit dan menjaga optimisme masyarakat,” ujar Bamsoet di sela-sela acara silahturahmi dan buka puasa bersama dengan para tokoh Kelompok Cipayung di Jakarta, Senin (27/5).

Wakil ketua Pemuda Pancasila itu menambahkan, Polri tidak boleh terlihat lemah di mata dan benak masyarakat.

BACA JUGA: Pesan Ketua DPR untuk Petugas Keamanan soal Aksi 22 Mei

Sebaliknya, Polri harus responsif terhadap segala bentuk serangan yang bertujuan memperlemah moral prajurit dan merusak citra institusi Polri. Kedua upaya itu terlihat cukup intensif akhir-akhir ini.

Setelah serangan dan pembakaran mobil di sekitar Asrama Brimob Petamburan, Jakarta Barat, dan pembakaran pos polisi di jalan Wahid Hasjim, Jakarta Pusat, pada 22 Mei lalu, serangan itu berlanjut pada dua kota di Jawa Tengah akhir pekan lalu.

Mako Brimob Kompi 3 Batalyon B Watumas, Purwokerto, Banyumas, diberondong tembakan oleh orang tak dikenal pada Sabtu (25/5) dini hari.

Selain melukai seorang anggota Brimob, rentetan tembakan itu membuat genting pos jaga rontok.

Sehari sebelumnya atau Jumat (24/5) tengah malam, giliran Pos Polisi Pakis, Delanggu, Klaten, dibakar orang tak dikenal.

"Serangan itu sudah barang tentu dilakukan oleh kelompok-kelompok yang marah dan dendam kepada Polri. Selain sel-sel teroris, tidak tertutup kemugkinan adanya kelompok lain yang menunggangi kemarahan para teoris. Kalau aksi damai di Jakarta bisa ditunggangi oleh kelompok perusuh, serangan terhadap prajurit dan objek Polri bisa juga ditunggangi oleh kelompok lain," urai Bamsoet.

Wakil Ketua Umum KADIN itu menambahkan, melengkapi rangkaian serangan itu, dibangun narasi tentang kebrutalan Polri ketika mengendalikan unjuk rasa pada 21-22 Mei 2019 di depan gedung Bawaslu di Jakarta.

Disebarkan hoaks tentang seorang bocah tewas akibat dipukuli oknum Brimob di Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Ada orasi di depan massa yang menuduh polisi PKI karena menembaki umat Islam secara ugal-ugalan.

"Narasi-narasi atau hoaks itu praktis bertentangan dengan persepsi masyarakat yang justru memberi apresiasi atas kerja keras dan kesabaran Polri menjaga keamanan dan ketertiban umum akhir-akhir ini," tutur Bamsoet.

Dari rangkaian peristiwa itulah, legislator Partai Golkar ini mendorong pimpinan Polri mencermati dan mendalami kecenderungan narasi negatif yang ada. Cepat atau lambat, Polri harus memberi respons terukur.

"Polri mampu mengeliminasi ancaman teroris. Maka, Polri pun diharapkan bisa segera mengungkap kekuatan atau kelompok yang merancang serangan terhadap prajurit dan objek milik Polri," pungkas Bamsoet. (adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Intan Fauzi Sampaikan Pencapaian Program Sebagai Anggota DPR 2014-2019


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
DPR RI  

Terpopuler