jpnn.com, JAKARTA - DPP Golkar melakukan pertemuan dengan delegasi Partai Buruh Australia (ALP) di Jakarta, Rabu (7/3). Sejumlah isu bilateral strategis dibahas dalam pertemuan yang dipimpin langsung Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto tersebut.
Ketua Fraksi Partai Golkar Robert J. Kardinal membeberkan, mulai dari isu ekonomi, pendidikan hingga pariwisata dibahas kedua pihak. Robert secara khusus menyinggung soal pembangunan di wilayah Papua.
BACA JUGA: Menteri Yohana: Saya Mama Papua, Sakit Rasanya Mendengar Itu
“Saya kan ikut juga disitu. Nah, dalam delegasi mereka itukan ada Tim Bidang Pendidikan. Sekaligus saya ungkapkan, saya undang, silakan Australia bisa masuk investasi pendidikan juga di Papua karena sekarang ini banyak anak-anak Papua juga kan sekolah di Australia," ujar Robert di sela-sela pertemuan.
Hal itu disampaikannya mengingat, pemerintah saat ini tengah menggodok yang memungkinkan perguruan tinggi (PT) asing membuka cabang di Indonesia.
BACA JUGA: Zulhasan Jadi Tamu Kehormatan Pesta Rakyat Papua Barat
Menurut Robert, kehadiran perguruan tinggi Australia di Papua akan sangat membantu warga setempat mendapatkan pendidikan yang berkualitas dan lebih terjangkau.
Meski pun, diakuinya, belakangan ini kualitas pendidikan tinggi di Papua sudah jauh lebih baik.
BACA JUGA: PON 2020, Papua Bangun Lapangan Kriket Standar Internasional
"Di Papua memang sudah ada sekolah-sekolah (tinggi) berbahasa Inggris, tapi kalau semakin banyak kan semakin banyak juga pilihan bagi generasi muda kita di Papua untuk berpendidikan lebih tinggi," beber politikus kelahiran Sorong ini.
Robert pun tak khawatir idenya itu bakal berdampak negatif terhadap perguruan tinggi lokal Papua. Dia berpandangan, kehadiran kompetitor justru mendorong perguruan tinggi lokal untuk lebih maju lagi.
"Saya kira ini penting sekali karena hanya dengan pendidikanlah masyarakat Papua bisa lebih cepat memajukan daerahnya khususnya bagi saudara-saudara kita yang Orang Asli Papua itu," lanjut dia.
Soal pariwisata, Robert melontarkan wacana penerbangan langsung dari Darwin atau Perth ke Papua. "Khususnya Sorong dulu lah untuk memajukan pariwisata Raja Ampat. Kalau penerbangan langsung itu dibuka saya yakin akan berdampak bagi seluruh kawasan di Papua dan Papua Barat," terang dia.
Dikatakannya, selama ini banyak wisatawan Negeri Kangguru yang berkunjung ke Papua. Namun, mereka harus ke Bali atau Jakarta dulu karena tidak ada penerbangan langsung.
Padahal, lanjutnya, jarak Australia dengan Papua tidak jauh. Penerbangan langsung akan sangat menguntungkan wisatawan Australia dari sisi biaya dan waktu perjalanan.
"Itu ditanggapi serius dan mereka (delegasi Partai Buruh) sangat senang karena menurut mereka Bali sudah terlalu padat," pungkas Robert. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rosaline Bolak-balik Jakarta-Papua dan Rajin Bertemu Warga
Redaktur & Reporter : Adil