jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPD Golkar DKI Ahmad Zaki Iskandar menyoroti sikap sejumlah politikus yang mengkritik program sumur resapan yang digagas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Anies Baswedan.
Ahmad Zaki merasa heran dengan sikap para pengkritik, karena menurutnya program tersebut terbukti efektif mengurangi banjir dan genangan di Jakarta.
BACA JUGA: Ketua DPRD DKI Tolak Mentah-Mentah Usulan Pembentukan Pansus Sumur Resapan
"Apakah program sumur resapan di dukung DPRD? Dukung. Apakah didukung masyarakatnya? Dengan kemampuan Pak gubernur menjelaskan ke masyarakat, masyarakat percaya."
Apa yang terjadi, benarkah airnya terserap? Sebagian besar memang air terserap ke tanah," ujar Ahmad Zaki.
BACA JUGA: Kumpulkan Kader Baguna, Hasto PDIP Singgung Sumur Resapan Gagasan Anies Baswedan
Dia menyatakan pandangannya saat berpidato di hadapan peserta pendidikan politik bertajuk 'Political Leadership Program 2021' yang diselenggarakan DPD Partai Golkar, Kamis (23/12).
Ahmad Zaki mengakui ada sebagian kecil pembuatan sumur resapan yang bermasalah.
BACA JUGA: Bareskrim Periksa 13 Saksi Terkait Kasus Dugaan Ujaran Kebencian Terhadap NU
Hal tersebut disebabkan karena ada kontraktor proyek yang nakal atau perencanaan pembangunan yang tidak matang.
Namun, persentasenya sangat kecil. Artinya, sumur resapan yang dibangun mayoritas bermanfaat.
"Ada sebagian kecil yang mungkin kontraktornya nakal, perencanaannya tidak tepat, pelaksanaannya tidak efektif. Katakanlah margin erornya 5 persen dari 21 ribu sumur resapan yang dibangun Pemprov DKI untuk meminimalisir banjir Jakarta," katanya.
Ahmad Zaki lantas menyindir politikus yang menjadikan program sumur resapan sebagai isu politik.
"Itulah yang menjadi masalah sekarang yang oleh teman-teman parpol lain, yang katanya anak-anak muda, selalu menjadi sorotan. Seolah-olah sumur resapan ini tidak berhasil, tidak berdaya guna, bahkan menghamburkan anggaran oleh Pemprov DKI," katanya.
Ahmad Zaki secara khusus mengapresiasi pendidikan politik yang digelar kali ini.
Sebab, mayoritas peserta merupakan anak-anak muda berusia 26 tahun dengan berbagai latar belakang pendidikan.
Terpilih dua peserta terbaik mendapatkan beasiswa pada program Golkar Institut secara gratis.
"Hal yang paling penting dari pendidikan politik ini, terjadi interaksi antara Partai Golkar dengan peserta yang mayoritas anak muda, sehingga mereka bisa melihat Partai Golkar secara umum di dunia mereka," pungkas Ahmad Zaki.(gir/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Ken Girsang