Ketua Komisi VI: Ekonomi Indonesia Gawat Darurat

Rabu, 26 Agustus 2015 – 19:12 WIB
Foto ilustrasi.dok.Jawa Pos

jpnn.com - JAKARTA - Ketua Komisi VI DPR, Hafiz Tohir, melontarkan pernyataan keras terkait kondisi perekonomian nasional. Ia menilai ekonomi Indonesia sudah dalam kondisi gawat darurat. Itu terindikasi dari terus melemahnya nilai tukar rupiah pada level Rp 14 ribuan per USD dan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang anjlok.

“Ekonomi RI sudah gawat darurat, di ujung tanduk, pemerintah harus berhati- hati dalam merespon keadaan ini. Manajemen krisis harus segara dilakukan, protokol krisisnya harus segera di buat,” kata Hafiz, melalui siaran persnya, Rabu (26/8).

BACA JUGA: Jangan hanya Kejar Cukai, Ingat juga Nasib Pekerja

Menurutnya, situasi itu dapat dilihat dari pergerakan IHSG yang setiap hari turun beberapa point, menandakan telah terjadi capital flight. “Bahkan kemarin capital outflow sampai 4%. Kalau tiap hari begini, maka tidak akan ada lagi modal yang available alias kita kesulitan likuiditas,” imbuhnya.

Karenanya Politikus PAN itu menyarankan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mau tidak mau harus melakukan konsolidasi ekonomi politik dengan berbagai pihak  guna merancang program ekonomi nasional yang komprehensif, menggunakan strategi total football.

BACA JUGA: Fantastis, Adhi Karya Berhasil Capai Kontrak Baru Rp7 Triliun selama Juli

Karena menurut dia, pertahanan terbaik adalah menyerang dan bertahan sekaligus, artinya semua potensi bangsa digerakkan untuk keluar dari kondisi ini. "Ajak bicara semuanya, tenangkan rakyat, tenangkan pasar. Yakinkan bahwa fundamen ekonomi kita akan tetap bisa bertahan," tegas Hafiz.

Selain itu, dalam jangka pendek ini ia berharap Menko Perekonomian Darmin Nasution, Gubernur BI Agus Martowardojo dan ekonom yang kini menjabat sebagai Menko Maritim dan Sumber Daya, Rizal Ramli, dapat memperkuat fundamental ekonomi dengan dibantu para ahli moneter lainnya.

BACA JUGA: Malutbar Jadi Kawasan Ekonomi Baru

Mereka juga diharapkan mampu memperkuat daya beli masyarakat dan membangkitan industri-industri yang sudah menurun akibat perlambatan ekonomi dan pelemahan nilai tukar rupiah, serta melakukan komunikasi internasional agar esport kembali bergairah.

“Dalam jangka panjang, pemerintah harus melakukan perbaikan struktur moneter, hindari berutang dolar agar tidak menekan neraca pembayaran, serta mulai membuat program ekonomi agar sektor ril berjalan,” pungkasnya.(fat/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Resmi Beroperasi, Pabrik Garmen Modern Serap 12 Ribu Pekerja


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler