jpnn.com - Agus Rahardjo terpilih menjadi orang nomor satu di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Di mata keluarga di kampung halaman, Agus dikenal sebagai sosok bersahaja dan berjiwa sosial tinggi. Di almamaternya, ITS, dia dikenang sebagai aktivis gigih dan membaur dengan siapa saja.
WAHYU BUDIANTO, Magetan
ZAHRA FIRDAUSIAH, Surabaya
BACA JUGA: Luar Biasa, Kakek 68 Tahun Ini Pernah Rangking ke 16 Fotografer Terbaik Dunia
-----------------------------------------
SUMINI tengah terbaring di kamar saat keponakannya, Dariyati, tiba-tiba menghambur. Sebuah berita besar disampaikannya: Agus Rahardjo, menantu Sumini, baru saja terpilih sebagai ketua KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) "Alhamdulillah, ya Allah," kata Sumini begitu mendengar kabar tersebut.
BACA JUGA: Ketika Rindu Pacar, Anak, Istri, Para Tentara Itu Mendekat ke Jendela Cinta
Pada Kamis malam lalu (17/12) itu, kondisi Sumini yang kurang sehat menyebabkannya tidak bisa menyaksikan langsung proses pemilihan ketua KPK yang ditayangkan televisi. Jadi, otomatis dia kaget, senang, sekaligus terharu begitu mendengar kabar dari Dariyati.
Belum habis keharuan itu, tiba-tiba panggilan telepon datang. Di ujung sana, putrinya, Tutik Suprastiati yang juga istri Agus, mengabarkan berita serupa.
BACA JUGA: Ketika Para PSK Bertanya, Salatnya Diterima Allah atau Tidak? Ustaz Zuhairi Menjawab...
"Semoga amanah, kuat, sehat, dan dilindungi Allah, ya Nduk," kata Sumini pada Kamis malam lalu itu kepada putrinya seperti ditirukan Dariyati.
Sumini sehari-hari tinggal di sebuah rumah model limasan di Jalan Semeru 27 A, Magetan, Jatim. Hanya 100 meter dari alun-alun kabupaten yang berada di lereng Gunung Lawu itu.
Di rumah itulah Agus dan keluarga selalu menginap tiap kali mudik ke Magetan, kota tempat dia dilahirkan 59 tahun silam. Sedangkan kediaman orang tuanya yang telah meninggal berjarak sekitar 2 kilometer dari sana. Persisnya di Jalan Biliton, Kelurahan Kepolorejo, Kecamatan/Kabupaten Magetan.
Kemarin (18/12) di dua rumah itu tak tampak ada karangan bunga berisi ucapan selamat atas terpilihnya pria yang terakhir menjabat kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang-Jasa Pemerintah (LKPP) tersebut. Juga, tak ada selamatan atau kunjungan pejabat setempat. Suasana di dua rumah itu bahkan termasuk sepi.
Barangkali, kesederhanaan yang tertangkap di dua rumah Magetan itu tak lepas dari keseharian Agus. Baik di rumah Jalan Semeru maupun di Jalan Biliton, Agus memang dikenal oleh para kerabat dan tetangga sebagai sosok yang sederhana dan berjiwa sosial tinggi. "Dia sangat ramah dan dermawan kepada semua orang," kata Hartono, tetangga di seberang rumah mertua Agus di Jalan Semeru.
Gemi, tetangga lainnya yang biasa membantu merawat mertua Agus, menuturkan, alumnus teknik sipil ITS Surabaya itu terakhir pulang kampung sekitar dua bulan lalu. Seperti biasa, saat pulang, Agus selalu minta dibuatkan soto ayam kampung kesukaannya.
Selain itu, Agus biasa membeli gulai dan sate kambing di daerah Ringinagung, Kecamatan/Kabupaten Magetan. Tak mau merepotkan orang lain, dia biasa membeli sendiri makanan kesukaannya tersebut.
Agus juga biasa membeli dengan jumlah yang tidak sedikit. "Kalau beli selalu banyak, untuk dibagikan juga ke tetangga," ungkap Gemi kepada Jawa Pos Radar Lawu.
Hubungannya dengan tetangga juga baik. Supel, sama sekali tak pernah memperlihatkan kalau dia seorang pejabat negara. Selalu pula disempatkannya menyapa para tetangga sembari joging ke Alun-Alun Magetan.
Itu dilakukannya saat pagi untuk menjaga stamina dan kebugaran tubuh. Sebab, setahunya, Agus tak pernah mengajak sopir selama perjalanan dari Jakarta ke Magetan. "Kalau ke Magetan biasanya naik mobil sendiri, nyopiri ya sendiri juga," ungkap Gemi.
Dia juga suka memancing. Agus biasanya memancing di daerah Pacitan. "Pak Agus juga suka mendaki gunung, seingat saya sudah empat kali dia (Agus, Red) ke puncak Gunung Lawu," imbuh Gemi. (ttg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Berawal dari Sumpah sang Ayah usai Dipermalukan di Pesta Natal
Redaktur : Tim Redaksi