jpnn.com, PONTIANAK - Ketua Komite Perubahan Sepak Bola Nasional (KPSN) Suhendra Hadikuntono menyambut baik keputusan Polri menghidupkan kembali Satgas Antimafia Bola.
Menurut Suhendra, kembalinya Satgas Antimafia Bola membuat KPSN tidak bekerja sendirian untuk memperbaiki persepakbolaan Indonesia.
BACA JUGA: KPSN Duga PSSI Berikan Informasi Keliru kepada FIFA
Sebelumnya KPSN sudah berjuang ekstra keras dengan memberantas praktik pengaturan skor di Liga Indonesia.
BACA JUGA: KPSN Duga PSSI Berikan Informasi Keliru kepada FIFA
BACA JUGA: KPSN Bakal Bantu PSBL Perjuangkan Match Fee Piala Indonesia
“Kami apresiasi Polri yang membentuk Satgas Antimafia Bola Jilid II. Kami berharap kasus match fixingbenar-benar dituntaskan sampai ke akar-akarnya,” kata Suhendra, Minggu (11/8).
Setelah berhasil mengantarkan 17 orang sebagai tersangka match fixing, Suhendra terus bergerilya ke daerah-daerah untuk mencari masukan demi perbaikan PSSI dan persepakbolaan nasional ke depan.
BACA JUGA: Ketua KPSN Beber 3 Pelajaran Penting dari Penundaan Laga PSM vs Persija
Dia memimpin Ekspedisi Borneo KPSN 2019 ke Pulau Kalimantan melalui perjalanan darat dan laut mulai 8 hingga 15 Agustus 2019.
Pemangku kepentingan sepak bola pertama yang mereka temui adalah Wakil Ketua Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Kalimantan Barat Helmi Soekarno pada 10-11 Agustus 2019.
Setelah menyerahkan bola berlogo KPSN kepada Asprov PSSI Kalbar, Suhendra beserta rombongan melanjutkan perjalanan ke Palangkaraya untuk bertemu Asprov PSSI Kalimantan Tengah.
Dari Kalteng, Suhendra dan romongan akan melanjutkan perjalanan ke Kalimantan Timur untuk bertemu asprov PSSI setempat di Samarinda.
"KPSN ingin menyambangi insan-insan sepak bola di daerah guna mendapatkan masukan-masukan yang positif dan berbobot. Itu nantinya bisa menjadi masukan pula bagi pemerintah demi kemajuan persepakbolaan Indonesia,” jelasnya.
Bertepatan dengan Iduladha, Suhendra juga menyerahkan seekor sapi ke panti asuhan melalui utusannya.
Menurut Suhendra, ada nilai-nilai tentang pengorbanan yang bisa diambil dari Iduladha.
“Tak ada perjuangan tanpa pengorbanan. Memang, perlu keteguhan dan kesabaran dalam memajukan prestasi sepak bola Indonesia. Sebab, begitu banyak tantangan yang mengadang, salah satunya mafia bola,” paparnya. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PSSI Sebaiknya Gandeng KPSN untuk Perbaiki Persepakbolaan Indonesia
Redaktur & Reporter : Ragil