Ketua MPR Apresiasi Gerakan Aliansi Tarik Mandat

Sabtu, 31 Oktober 2015 – 02:16 WIB
Presiden Joko Widodo. FOTO: dok/jpnn.com

jpnn.com - MANADO – Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) menggelar Tanwir XXVI dengan tema "Luruskan Kiblat Bangsa demi Indonesia Berkemajuan" di Kota Manado, Sulawesi Utara. Acara tersebut digelar mulai dari tanggal 29-31 Oktober. 

Tanwir merupakan forum tertinggi kedua setelah Muktamar. Selain mengevaluasi kepemimpinan paruh periode, tanwir juga membahas agenda-agenda strategis kebangsaan. 

BACA JUGA: Jusuf Kalla Terima Unisma Award sebagai Bapak Perdamaian

Tak hanya itu, kegiatan itu dan menjadi ajang konsolidasi gerakan, organisasi, kaderisasi sekaligus musyawarah untuk menetapkan tuan rumah Muktamar IMM yang akan dilangsungkan pada tahun 2016 mendatang.

Dalam Tanwir IMM kali ini, hadir Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat, Zulkifli Hasan yang memberikan kuliah umum dalam sesi Dialog Kebangsaan. 

BACA JUGA: KPK Berpeluang Periksa Jaksa Agung

Pada kesempatan itu, Zulkifli menyinggung aksi Aliansi Tarik Mandat (ATM) yang akhir-akhir ini kerap menggalang massa melakukan demonstrasi di Istana Negara dan di depan gedung MPR/DPR/DPD, Senayan. Dimana tuntutan mereka adalah mencabut mandat presiden dan wakil presiden yang dinilai gagal dalam memimpin negara.

Zulkifli mengapresiasi gerakan ATM yang berani mengkritisi pemerintahan serta merespon atas problematika kebangsaan yang sedang mengalami krisis multi dimensi ini.

BACA JUGA: Kisah Kain Penutup Kabah untuk Suryadharma Ali dan Sewa Pemondokan Haji

"Roda sejarah selalu mencatat gerakan pemuda dan mahasiswa Indonesia selalu menjadi garda terdepan dalam membangun bangsanya, menjadi lokomotif setiap perubahan. Boleh-boleh saja kalian demo untuk menyampaikan aspirasi, namun tuntutan yang disampaikan oleh ATM untuk mencabut mandat presiden tentu harus memiliki landasan hukum yang kuat sesuai dengan konstitusi," kata Zulkifli di Manado, Kamis malam (29/10)

Saat ini, lanjutnya, belum ada indikasi bahwa kepemimpinan Joko Widodo-Jusuf Kalla melakukan pelanggaran berat secara hukum. 

Lagi pula, kata Zulkilfi, Jokowi-JK baru setahun memimpin dan belum ada indikator yang dapat menjadi landasan keberhasilan atau kegagalan dalam pemerintahan ini.

Pada forum Tanwir yang dihadiri oleh perwakilan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) IMM se-Indonesia itu, Zulkifli juga berpesan agar mahasiswa sebaiknya mempersiapkan diri untuk menghadapi persaingan global.

"Mahasiswa dan pemuda indonesia harus memperkaya sumber daya diri dengan kemampuan berwirausaha, menjadi enterpreuner, tidak awam dengan sektor industri. Jadilah pemuda mandiri dengan menguasai sektor-sektor ekonomi dan usaha kreatif. Adinda-adinda harus mampu bersaing menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN yang sebentar lagi akan kita jelang," pesan Zulkifli.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum DPP IMM yang juga Presidium ATM, Beni Pramula mengatakan, ATM akan terus konsisten melakukan gerakan yang selama ini simultan dilakukan. 

Setahun memimpin, tambah Beni, Indonesia makin tak jelas arahnya, ekonomi terpuruk akibat kiblat ekonomi yang tak jelas, hukum makin tajam kebawah tumpul keatas, politik semakin gaduh, rakyat miskin bertambah, pemutusan hubungan kerja marak, dan harga-harga terus naik. 

"Pemerintah lamban memperhatikan rakyat namun cepat tanggap jika dengan korporat kapitalis. Buktinya, UU mudah direvisi bahkan dilanggar untuk kepentingan para kapitalis," ujar Beni di sela-sela agenda Tanwir.

ATM, kata Beni, akan terus menyerukan agar  menjalankan sistem pemerintahan dan sistem ekonomi sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Mereka juga akan mendesak kepada MPR RI untuk melaksanakan sidang istemewa dengan agenda memberhentikan Presiden Jokowi-JK. (mas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengamat: PP Pengupahan Ditolak, Pengangguran Akan Bertambah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler