Ketua MPR: Kami Ingin Kebencian dan Permusuhan Segera Diakhiri

Selasa, 13 Juni 2017 – 20:58 WIB
Ketua MPR Zulkifli Hasan membuka Acara Curah Rasa dan Pendapat bertajuk Refleksi Kebangsaan Menjaga NKRI di Gedung Nusantara IV, Kompleks Parlamen, Selasa (13/6). Foto: Humas MPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) mengundang sejumlah tokoh nasional lintas agama untuk menghadiri Curah Rasa dan Pendapat bertajuk Refleksi Kebangsaan Menjaga NKRI. Acara dilaksanakan di Gedung Nusantara IV, Kompleks Parlamen, Selasa (13/6).

Ketua MPR Zulkifli Hasan menjelaskan latar belakang acara Curah Pendapat ini adalah keprihatinan mengenai situasi kebangsaan, khususnya pasca Pilkada Jakarta.

BACA JUGA: Ketua MPR: Jadikan Pancasila Jembatan Pemersatu Bukan Tembok Pemisah

"Kami ingin agar Kebencian dan Permusuhan ini segera diakhiri. Kami berharap dialog dan musyawarah bisa meneduhkan situasi kebangsaan kita,” katanya.

Dalam pertemuan tersebut, tokoh lintas agama yang hadir di antaranya Romo Beny Susetyo dari Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Uung Sendana dari Majelis Tinggi Konferensi Tionghoa Indonesia (Matakin), Pengasuh Ponpes Tebu Ireng Sholahudin Wahid, Prof. Franz Magnis Suseno, Jaya Suprana, Jakob Oetama serta tokoh lintas agama dan lintas profesi lainnya.

BACA JUGA: Empat Pilar Bukan Hal Baru bagi Indonesia

Romo Benny mengapresiasi inisiatif MPR melaksanakan Curah Rasa dan Refleksi Kebangsaan. “Memang perlu duduk bersama agar kita merasakan lagi indahnya bersaudara. Semoga pertemuan ini menjadi awal agar Kebinekaan tetap terjaga,” ujarnya.

Hal yang sama diungkapkan Uung Sendana dari Majelis Tinggi Konferensi Tionghoa Indonesia (Matakin). Menurutnya, jangan sampai kita mundur ke belakang dalam kebinekaan

BACA JUGA: Wakil Ketua MPR: Jadikan Alquran Sebagai Cermin

“Inisiatif MPR ini penting agar tidak ada lagi situasi waswas dan ketakutan antar kita. Saatnya maju bergerak membangun bangsa,” katanya.

Tokoh lain, Jaya Suprana menekankan bahwa pemahaman Pancasila seharusnya dimaknai sebagai Kasih Sayang dan Cinta Kasih

"Pancasila itu peduli pada sesama dan pada yang lemah. Tugas utama kita adalah wujudkan keadilan sosial agar tak ada lagi yang merasa ditinggalkan,” katanya.

Kepada para tokoh, Zulkifli Hasan menyampaikan terima kasih atas kesediaan untuk hadir dan bicara terbuka.

"Pancasila sudah amanatkan menempuh cara cara musyawarah untuk mufakat mencari solusi. Dialog ini adalah ikhtiar kami di MPR agar antar kita bersatu lagi,” tutupnya.(adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Wakil Ketua MPR: Brexit Jangan Sampai Terulang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
MPR  

Terpopuler