Ketua MPR Lepas Ormas dan Relawan Berikan Bantuan Korban Banjir di Bekasi

Rabu, 24 Februari 2021 – 15:45 WIB
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo melepas Tim Kemanusiaan dari Tim Gerak BS, IMI, Relawan 4 Pilar, Pemuda Pancasila, Garda Ojol dan Motoladies membantu korban banjir Bekasi, Jawa Barat.Foto: Humas MPR RI.

jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo melepas tim Gerakan Keadilan Bangun Solidaritas (GERAK BS), Relawan 4 Pilar, Rescue Ikatan Motor Indonesia (IMI) DKI Jakarta, Pemuda Pancasila (PP), Garda Ojol dan Motoladies yang akan berangkat menyalurkan bantuan sosial kemanusiaan.

Bantuan ditujukan untuk warga di delapan desa di Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, yang menjadi korban banjir akibat jebolnya tanggul Sungai Citarum sepanjang 50 meter.

BACA JUGA: Ormas Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir Jakarta, Begini Respons Mas Bamsoet

Kedelapan desa tersebut yakni Sumberurip, Karangharja, Sumbereja, Karang Patri, Bantarsari, Karanghaur, Sumbersari, dan Bantarjaya.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi mencatat setidaknya sudah lima unit rumah hanyut. Selain itu, ribuan rumah rusak akibat musibah tersebut.

BACA JUGA: Catatan Ketua MPR RI:  Setahun Mengelola Krisis, Membangun Optimisme

“Menyebabkan hingga 6.500 warga mengungsi di 16 titik pengungsian," kata Bamsoet saat melepas Tim Kemanusiaan Gerak BS, IMI, PP, Garda Ojol dan Motoladies, di Jakarta, Rabu (24/2).

Ketua ke-20 DPR RI ini menjelaskan karena mayoritas warga adalah petani, musibah tersebut juga menyebabkan sekitar 280 hektare lahan persawahan rusak.

BACA JUGA: Bu Risma: Kita Bisa Asal Bersama, Teruskan Kampanye Ini agar Indonesia tidak Hancur

Dengan bergotong royong dan saling peduli satu sama lain, diharap bisa mengurangi beban yang ditanggung para saudara sebangsa yang sedang terkena musibah.

Ia menyatakan Pemerintah Kabupaten Bekasi, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, hingga pemerintah pusat harus meningkatkan sinergitas dalam membenahi infrastruktur penanggulangan banjir, seperti tanggul Sungai Citarum.

“Karena menurut informasi warga sekitar, tanggul Sungai Citarum tersebut sudah rapuh sejak tahun 2010. Selama ini warga secara mandiri menahan tanggul dengan menumpuk karung berisi pasir atau tanah," jelas Bamsoet.

Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menerangkan karena infrastrukturnya tidak kuat, maka tidak heran ketika terjadi cuaca ekstrem dengan curah hujan tinggi dan limpahan air yang deras, tanggul langsung jebol.

Karena dalam keadaan normal saja, kapasitas maksimal tampung Sungai Citarum rata-rata sekitar 800 meter kubik.

"Akibat cuaca ekstrim beberapa hari lalu, limpahan airnya dikabarkan mencapai 1.300 meter kubik,” katanya.

Ia berpesan selain menguatkan infrastruktur tanggul, pemerintah pusat hingga daerah juga perlu membenahi daerah aliran sungai (DAS) di sepanjang Sungai Citarum.

“Mengembalikan lagi ke fungsi awalnya, sehingga tidak banyak bangunan liar yang berdiri disana," pungkas Bamsoet. (*/jpnn)


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler