jpnn.com - Pimpinan Pusat Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) menegaskan tidak pernah mengajak untuk memboikot produk-produk Prancis.
Ketua Umum PP Fatayat NU Margaret Aliyatul Maimunah mengatakan pihaknya belum menyampaikan pernyataan apa pun terkait berita pelarangan pemakaian hijab bagi atlet asal Prancis pada ajang Olimpiade 2024.
BACA JUGA: Fatayat NU Kecam Prancis yang Melarang Atlet Tuan Rumah Berhijab di Olimpiade Paris 2024
“Saya sebagai Ketum PP Fatayat NU belum pernah melakukan ajakan kepada masyarakat Indonesia untuk memboikot produk-produk Prancis,” ujarnya kepada media.
Menurutnya, belum ada pernyataan sama sekali dari Pimpinan Pusat Fatayat NU terkait pelarangan pemakaian hijab bagi atlet asal Perancis di acara Olimpiade Prancis 2024.
BACA JUGA: Mayat Wanita dalam Karung Ternyata Kader Fatayat NU, Polri Didesak Menangkap Pelaku
"Saya belum pernah memberikan pernyataan apapun terkait hal itu,” tegasnya.
Seperti diketahui, kontroversi ini muncul setelah Menteri Olahraga Prancis Amelie Oudea-Castera melarang penggunaan hijab untuk atlet Prancis di Olimpiade 2024.
Prancis memastikan tidak boleh ada atlet tuan rumah yang memakai hijab selama ajang berlangsung.
Amelie menyatakan sikap ini untuk mencegah 'proselytism', sebuah istilah yang diartikan tindakan mengajak orang lain untuk mengikuti ajaran agama atau sikap politik tertentu dengan gaya hidup sehari-hari.
Menanggapi larangan tersebut, organisasi non-pemerintah Amnesty International langsung mengecam keputusan pemerintah Prancis itu.
"Larangan penggunaan hijab di Olimpiade 2024 tersebut melemahkan upaya menjadikan olahraga lebih inklusif dan membuktikan bahwa atlet muslim berhijab di Prancis akan terus mendapat diskriminasi,” tulis organisasi ini.
Dalam laporan Amnesty International disebutkan Prancis adalah satu-satunya negara Eropa peserta Olimpiade yang melarang hijab untuk kontingennya di Olimpiade 2024 dan Paralimpiade 2024.
Selain itu, Prancis adalah satu-satunya pihak dari 38 negara di Eropa yang memboikot hijab di berbagai olahraga seperti sepak bola, basket, dan voli.
Menanggapi hal ini, Komite Olimpiade Internasional (IOC) menyatakan tidak ada pelarangan serupa terhadap atlet negara lain di Olimpiade 2024.
Namun, di satu sisi, pelarangan hijab bagi atlet disebut tidak sejalan dengan regulasi IOC dan tidak ada teguran kepada Prancis terhadap ini.
Selain itu, IOC memastikan tidak ada larangan bagi wanita berhijab selama berada di wisma atlet.
Selama di sana, para peserta dibebaskan menunjukkan identitas agama dan budaya. (mcr10/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Elvi Robiatul